Juli 08, 2012

Truly....(本当だ。。)


“Apa kau benar-benar akan pergi?”
“Ah, itu benar Inukai-sensei....”
“Baiklah...”
Hehehe.... jangan kaget, hari ini aku berniat untuk memperkuat elemen musik ku. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk pergi menuju suatu dunia yang aku yakin pasti sudah banyak yang tahu.
“Kakak, apa aku juga ikut?”
“E.... mending tidak Aiko. Masalahnya ini misi ku sendiri, jadi kau tidak perlu ikut.”
The IDOLM@STER-sekai, itulah tujuan ku. Misi yang aku buat adalah 1,5 tahun di sana dan berhasil populer. Bila sudah populer, maka kemampuan elemen musik ku akan naik.
“Sensei, portal sudah siap!” Kata Virus-san.
“Baiklah, semua data yang kau perlukan ada di ponsel mu dan pastikan penanda di telinga tidak hilang seperti waktu itu.”
“Roger...”
“Kakak, hati-hati ya.”
“Ah.... ok Aiko.”
Aku mulai masuk ke dunia itu dengan membawa sebuah gitar dan saxsophone milik ku.
Sesampainya di dunia yang aku tuju yaitu IDOLM@STER-sekai.
“Jadi misi ku 1,5 tahun ya di sini. Ok, harus semangat.”
Aku mengecek HP ku dan menemukan beberapa misi yang aku buat sendiri dan beberapa orang yang harus aku temui.
“Banyak juga ya... Ah, itu tidak penting masih lebih banyak di Baka to Test to Shoukanjuu-sekai.”
Aku mulai mengamen di dekat sebuah stasiun. Aku mulai dengan beberapa lagu dari K-ON-sekai dan Vocaloid-sekai. Kelihatannya beberapa orang menyukai permainan saxsophone dan gitarku yang aku mainkan bergantian.
Setelah aku selesai memainkan semua lagu, orang-orang memberi ku uang. Alhamdulillah uangnya lumayan untuk makan malam. Aku memulai untuk membersihkan tempat aku mengamen. Tapi, ada seorang anak perempuan seperti anak SMP yang memakai kacamata tanpa ukuran dan bertopi menuju ke arah ku.
“Sepertinya kau hebat juga ya.”
“Ah, terima kasih.”
“Aku juga ingin bisa bermain musik seperti mu.”
“Benarkah, masalahnya kalau bisa dibilang aku masih amatiran untuk bermain musik.”
Selagi kami berbicara, ternyata HP ku berbunyi dan aku mulai memotret anak itu.
“Eh, ada apa? Kok memotret ku.” Tanya anak itu kaget.
“Ah, tidak apa-apa e... Anami Haruka.”
“Eh, kenapa kau tahu nama ku?”
“Ya, bisa dibilang hal itu dirahasiakan.”
Ya, alat-alat dari SOM memang canggih. Akan aku jelaskan cara kerja HP ku ini. HP ini memang adalah pemberian Inukai-sensei. Tapi, HP ini memiliki kemampuan seperti alat pelacak Genesis. Selain itu, setiap aku memasuki sebuah dunia, maka HP ini memberi ku daftar siapa saja orang yang harus aku temui. Bila sudah bertemu, maka aku harus memotret orang itu. Lalu, aku akan mendapatkan data tentang orang itu secara lengkap. Wahaha, canggih ya.
“Ha... aku sudah terlanjur ketahuan oleh seorang pengamen. Baiklah, perkenalkan aku Amami Haruka.”
“Ya, perkenalkan aku Takawa Akira.”
Tak lama, ada seorang laki-laki berkacamata dan seorang anak yang aku bingung itu laki-laki atau perempuan datang menghampiri kami.
“Haruka, sedang apa kau disini?” Kata orang berkacamata itu.
“Ah, Producer-san. Aku baru saja melihat sebuah penampilan Takawa-san ini.”
“Hmmm.... Producer, jangan-jangan.”
Aku memotret kedua orang itu dan menemukan bahwa dua orang itu adalah seorang produser dari 765-pro (NaRoGo pro) dan seorang perempuan bernama Kikuchi Makoto yang juga seorang Idol dari 765-pro.
“He, kau bermain 2 alat musik ya. Saxsophone dan Gitar akustik. Hebat sekali seperti di komik...” kata Makoto.
“Ah, terima kasih Makoto.”
“He... kenapa kau tahu nama ku.” Jawabnya kaget.
“Rahasia..”
“Katanya kau hebat ya, coba aku ingin dengar bagaimana kau bermain, nanti akan aku beri kau uang.”
“Baik lah.” Kata ku.
Aku bermain suatu lagu dari K-ON yaitu Cagayake Girls. Setelah selesai bermain dengan saxophone.
“Wah, kau hebat juga rupanya. Ah, ya apa kau besok ada di sini?”
“Ya, kalau ingin aku disini besok, ya aku akan kesini.”
“Wah, Takawa-san hebat.”
“Producer, bagaimana kalau besok kita kenalkan orang yang hebat ini ke yang lain?” Kata Makoto.
“Wah, Makoto-chan itu ide yang bagus.” Jawab Haruka.
“Sudah lah, aku punya ide yang bagus.”
Hari sudah mulai malam, aku memutuskan untuk kembali pulang ke tempat aku menginap. Eits, jangan salah, meski di dunia ini aku adalah seorang pengamen, aku melakukan set untuk tinggal di suatu hotel yang lumayan besar.
Setelah aku kembali ke kamar, aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Saat aku berjalan menuju lobby depan.
“Ah, Takawa-san.” Kata seorang resepsionis.
“Ya, ada apa?”
“Apakah anda tidak ingin melihat penampilan Ryuuguu Komachi nanti?”
“Memangnya jam berapa dimulai?”
“Ya, sekitar jam 7 malam berarti 1 jam lagi.”
“Ah, baik lah.”
“Anda nanti bisa ke gedung aula kami.”
Aku memutuskan untuk jalan-jalan sambil menuju ke gedung aula hotel itu. Aku menemukan sebuah poster tentang penampilan Ryuuguu Komachi.
“Hoh, jadi mereka dari 765-pro juga rupanya. Ha, ada Makoto, Haruka, dan Eh, Hagiwara Yukiho. Hmm jadi masih ada lagi...”
Saat pertunjukan dimulai memang ramai sekali tempatnya. Untungnya aku mendapatkan tempat VIP karena aku pengunjung hotel. Hehehe beruntung sekali. Saat pertunjukan, aku memotret semua anggota Ryuuguu Komachi dan hasilnya adalah Futami Ami, Minase Iori, dan Miura Azusa.
“Ha, ternyata mereka termasuk 3 dari 16 orang yang harus aku temui rupanya.”
Setelah melihat pertunjukan, aku memutuskan untuk keluar saja. Saat aku keluar, aku bertabrakan dengan seorang perempuan yang cukup kikuk.
“Ah... maafkan aku..”
“Tidak maafkan aku. Aku yang salah.”
Meski demikian, aku mencoba untuk memotretnya. Dan, hasilnya benar perempuan ini bernama Hagiwara Yukiho. Tidak lama, producer datang.
“Hei, Yukiho cepatlah.”
“Ah, ya producer.”
“Woa, kau yang di stasiun tadi.” Kata producer.
“Yo, Producer.” Jawab ku.
“Producer, siapa dia?” Tanya Yukiho.
“Perkenalkan, aku Takawa Akira. Kau pasti Hagiwara Yukiho bukan?”
“Ya tapi, kenapa kau tahu nama ku?” Jawab Yukiho bingung.
“Kau pasti akan merahasiakannya lagi kan Akira.”
“Ya, memang harus begitu.”
“Maaf Akira, aku harus...”
“Ah, ya semangat selalu.”
Mereka pun pergi dengan berlari menuju ke belakang panggung. Hehe, jangan dikira aku hanya diam saja. Aku memutuskan untuk mengikuti mereka, uniknya saat aku melewati tempat steril, tidak ada satu pun penjaga yang melarangku berjalan masuk.
“Hmm... 765-pro ya, jadi mereka disini sekarang.”
Saat aku berdiri di dekat pintu, ada seorang dari kru pertunjukan memanggil ku.
“A... apa kau dari 765-pro?”
“A... Aku?”
“Ya, kalau tidak tolong tinggalkan tempat ini.”
“Ya, aku sebenarnya VIP.”
“Oh, Maafkan aku...maaf, maaf....”
“He... jadi karena itu tadi aku tidak di hadang di depan.”
“Ya, sebenarnya nanti tamu VIP akan mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan Ryuuguu Komachi dan Idol dari 765-pro. Tapi, sudah ada yang kemari, kalau begitu apa anda ingin masuk...”
“Boleh kah?”
“Ya, sekarang sedang penampilan terakhir jadi pasti sudah santai semua di dalam.”
“Baiklah, tolong...”
Kru tersebut mengetuk pintu.
“765-pro ada tamu VIP yang akan masuk.”
Orang itu lalu membukakan pintunya.
Aku masuk dan melihat beberapa anggota 765-pro. Haruka pun kaget melihat ku.
“Ha, Akira-san...? Kenapa kau di sini. Dan kau tamu VIP. Tapi kan kau pengamen....”
“Ma ma... tenang dulu Haruka.” Kata prodcer.
“Kaget ya, maaf aku sudah mengagetkan kalian.”
“Kenapa kau mengamen kalau tempat tinggal mu disini?” Tanya Haruka.
“Ya, itu rahasia.”
“Na Producer, Akira-san ada disini.” Kata Makoto.
“Ya, Akira.”
“Hehe, hai lagi Producer...”
Aku pun bercengkrama ringan dengan para Idol dari 765-pro.
Sementara itu, Producer dan seorang perempuan bernama Akizukio Ritsuko bercengkrama.
“Apa, dia orang yang kau maksud akan menjadi anggota ke 13 765-pro. Dia laki-laki dan tidak meyakinkan wajahnya.”
“Entahlah, sore tadi aku, Haruka, dan Makoto bertemu dengannya saat dia mengamen di jalan. Meski mengamen, tapi kualitas permainannya bagus.”
“He... benarkah...?”
“Makanya aku akan memintanya untuk datang ke kantor kita besok dan akan aku kenalkan dengan presiden...”
“Ma ma, santai dulu saja...”
Kami bercengkrama sekitar 10 menit dan Ryuugu Komachi datang dari panggung.
“Hah.... capek sekali.” Kata Iori.
“Hehe.... meski begitu tapi, tadi hebat...” Lanjut Ami.
“Wah wah, ada tamu rupanya. Tapi, kau siapa?”
“Ah ya maafkan aku Azusa-san. Perkenalkan aku Takawa Akira, salam kenal..”
“Tunggu dulu kenapa kau tahu lagi namanya?” Tanya Haruka.
“Aku juga tahu kalau itu Futami Ami, dan Minase Iori.”
“Tunggu dulu, kau juga tahu nama kami. Apa kita pernah bertemu.” Tanya Iori.
“Ya, memang belum. Tapi kalau kalian tanya kenapa, aku menjawabnya rahasia.”
“Hehe.... keliatannya seperti Takane-san.” Kata Makoto.
“Benar..”Lanjut Haruka.
“Ok, semuanya saatnya konfrensi pers!” Seru Ritsuko.
“Maaf Akira, apa kau bisa di sini sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan.” Kata Producer.
“Ah, baiklah....”
Aku berfikir apa yang akan dibicarakan oleh producer. Sebenarnya aku berharap agar diajak menjadi Idol untuk mempercepat tugas ku. Aku pun menyalakan TV untuk melihat tayangan langsung konfrensi pers 765-pro.
“Wah... bisa dibilang sekarang mereka semua bersinar ya...”
Tak lama Aiko menghubungi ku dari earphone ku yang selalu terpasang di telinga sebelah kiri.
“Kakak, bagaimana?”
“Yah.... baru beberapa jam saja aku disini, sudah banyak perubahan.”
“Alhamdulillah..”
“Ya, Alhamdulillah.”
“Apa kakak sudah bertemu dengan Anami Haruka.”
“Sudah sih. Tapi, kenapa?”
“Tidak apa-apa aku hanya suka saja melihat wajahnya. Dia cantik, imut dan selalu semangat.”
“Tapi, dia pernah menangis, kan...”
“Tapi tetap cantik....”
“Hah.... baiklah, apa kau ingin titip salam?”
“Sebenarnya sih mau. Tapi, kata Inukai-sensei aku tidak boleh terlibat meski hanya titip salam.”
“Ma, aku tahu alasannya.”
“Apa?”
“Karena set cerita disini aku adalah orang yang hidup sendiri. Jadi, bila ada campurtangan dari orang lain yang tidak sesuai., maka...”
“Maka akan terjadi crash cerita dan merusak cerita kan..”
“Hah.. kau megerti akhirnya.”
“Ya sudah aku akan melayani pelanggan.”
Dan, telepon pun terputus.
Tidak lama, para Idol dari 765-pro kembali ke belakang panggung.
“Haha.... tadi keren sekali.”
“Ami-chan selalu berkata itu.”
“Ah, semuanya good job.”
“Ha... Akira-san terima kasih.” Kata Haruka.
“Ok, sekarang ayo kita berganti pakaian dan pulang...” Kata Iori.
“Ah, benar juga... aku akan keluar” kata ku.
Saat aku keluar, producer menghentikan langkah ku.
“Akira....!”
“Ho, producer... ada apa?”
“Begini, aku akan melanjutkan perkataan ku tadi.”
“Oh.... iya ada apa memang?”
“Begini, aku berfikir bagaimana kalau kau ikut dalam 765-pro.”
“Aku sudah tahu bahwa kau akan mengatakan itu.”
“Kenapa?”
“Entahlah, Haruka tadi berkata bahwa dia ingin aku ada dalam 765-pro karena agar ada laki-lakinya dan bisa membantu mu.”
“Ternyata dia mendengar pembicaraan ku dengan presiden.”
“Presiden?”
“Ya, pemilik 765-pro. Dia berharap ada anggota 765-pro yang laki-laki. Katanya agar ada yang fresh.”
“Tapi, bukannya ada Makoto.”
“Mengertilah, Makoto itu perempuan.”
“Aku saja baru menyadari tadi.”
“Jadi, bagaimana?”
“Hmm... baiklah akan aku pikirkan.”
“Kalau begitu, aku minta nomor telepon mu.”
“Ok...”
Kami saling bertukar nomor telepon. Setelah bertukar nomor telepon, para perempuan telah keluar dari kamar ganti.
“Ok, semua kita akan pulang sekarang.” Kata Producer.
“Semuanya お疲れ様 (otsukaresama).” Kata ku.
“Akira-san. Aku berharap kau mengabulkan keinginan ku tadi.” Kata Haruka dengan senyum.
“Ternyata benar kata Aiko. Senyumnya mematikan, lihatlah imut sekali...” Kata ku dalam hati.
“Ah ya... kita lihat saja besok.” Kata ku.
“Kalau kau datang besok, pastikan membawa gitar dan saxsophone mu itu.”
“Oh, itu pasti Makoto-kun.”
Mereka pun pergi dan aku kembali ke kamar.
Setelah kembali ke kamar, aku tidak hanya diam saja. Aku memilih untuk melakukan observasi dan melakukan simulasi yang munkin akan dilakukan Genesis bila tahu aku disini.
“Hah, memang sulit menjadi seorang SOM dibandingkan idol. Tapi, meski seluruh kemungkinan ini aku tulis. Bisa saja akan terjadi hal yang lebih parah. Tapi, semoga Genesis tidak aneh-aneh saat ini.” Kata ku semangat.
Esok hari, aku memutuskan untuk mencoba mencari kantor 765-pro. Berbekal alamat yang diberi oleh Producer, aku memutuskan untuk naik taxi dan menuju ke kantor 765-pro.
Untungnya, mencari alamat itu tidak susah. Karena semua orang sudah tahu dimana kantor 765-pro.
“Ini, terima kasih...”
“Ah, sama-sama. Apa kau seorang Idol dari 765-pro atau apa?”
“Bisa dibilang masih calon. Tapi, nanti paman akan tahu...”
“Ok, kalau gitu semangat ya...”
“Ya... terimakasih.”
Ada satu hal yang membuat aku tahu yakin kalau tempat itu adalah kantor 765-pro. Karena, saat aku turun dari taxi aku melihat Haruka.
“Haruka...!”
“Ha.... Akira-san. Selamat Siang.”
“Selamat Siang.”
“Ternyata kau datang juga... syukurlah..”
“Haha... ini kan karena kau dan yang lain meminta.”
“Baiklah, semua perlengkapan siap.”
“Siap...”
“Ayo masuk...”
Kami mulai masuk, dan menuju lantai dua dimana itu kantor utama dari 765-pro.
“Siap...”
“Selalu.”
“SELAMAT DATANG DI 765-PRO!” Kata Haruka.
Aku dan Haruka pun masuk dan disambut oleh beberapa orang disana. Aku tidak melewatkan kesempatan ini dan memutuskan untuk memotret seluruh orang yang ada di situ.
“Ok, sudah semua.”
Tak lama, Producer datang.
“Semuanya selamat siang!”
“Selamat Siang.”
“Ah, Producer...”
“Akira, ternyata kau datang.”
“Sekarang apa?”
“Ok, ikut aku.”
Aku mengikuti Producer menuju ruangan pemilik 765-pro.
“Chief, ini orang yang aku maksud kemarin.”
“Ho, kau pasti Takawa Akira.”
“Iya, benar.”
“Apa kau bisa bermain musik selain dua alat musik itu?”
“Ada yang lain.”
“Contohnya?”
“Aku bisa bermain piano, harmonika, dan biola. Tapi, hanya sedikit.”
“Hmm.... aku lihat kau tidak lahir disini.”
“Benar, aku lahir di Indonesia.”
“Jadi, sekarang kau tinggal dengan siapa?”
“Aku tinggal sendiri.”
“Keluarga?”
“Aku sudah tidak punya keluarga semenjak aku dilahirkan.”
“Kenapa?”
“Sebelum aku lahir, Ayah ku meninggal dan Ibu ku meninggal 3 bulan setelah aku lahir. Maka itu, aku berada di panti asuhan sampai umur ku 14 tahun”
“Berarti SMA mu ada di Jepang.”
“Benar.”
“Lalu apa tujuan mu di Jepang ini?”
“Untuk menghijaukan rumput sendiri dengan mempelajari rumput tetangga.”
“Ho... itu peribahasa yang bagus.”
“Terima Kasih.”
“Apa kau bisa akting?”
“Ya, sedikit.”
“Tunjukkan.”
Aku pun mulai menunjukkan beberapa ekspresi.
“Akira, tak ku sangka kau sehebat itu.” Kata Producer.
“Begitu kah?” Jawab ku.
“Ok, sekarang kita lanjutkan. Apakah kau bisa bernyanyi?”
“Sedikit, karena aku mengamen tidak hanya dengan musik.”
“Baiklah, tunjukkan.”
Aku pun mengambil gitar dan memainkan lagu dari dunia K-ON yaitu U&I.
“Hebat-hebat. Ini adalah bakat yang luar biasa.”
“Terima kasih president.”
“Aku akan memasukkan mu dalam daftar Idol 765-pro.”
“Benarkah?” Kata Producer.
“Tapi, dengan dua syarat.”
“Apa?”
“Kau harus memanggil ku Paman. Ya, sebenarnya aku ingin memiliki keponakan seperti mu. Dan kedua, kau akan aku angkat sebagai produser juga.”
“Apa? Produser?” Kata Producer.
“Jadi aku memiliki Double Role?”
“Benar...”
“Ah.... ya, terima kasih.”
Lalu aku keluar dari ruangan itu dan membuka pintunya. Saat ku buka pintu, ternyata....
“Apa yang kalian lakukan? Menguping?”
Mereka pun terjatuh....
“Akira-san... Kau berhasil.” Kata Haruka dengan nada gembira.
Aku diajak menuju sebuah papan bertuliskan jadwal para Idol. Dan aku diminta untuk memperkenalkan diri.
“Semuanya, memang aku masih baru di sini tapi, mohon kerja samanya. Aku Akira Takawa, mulai hari ini aku akan menjadi Idol sekaligus Produser di 765-pro. Jadi mohon kerja samanya.”
Mereka semua kagum bercampur kaget.
“Jadi, kau juga menjadi produser?” tanya Makoto.
“Yah, paman mintanya begitu.”
“Paman.... jangan-jangan...”
“Ini membuat misteri baru.”
“He he Ami, Mami... sudah lah...”
Ya itulah hebatnya 765-pro...
Sementara itu................................................
Genesis ternyata mencium keberadaan ku.
“Kau di situ rupanya Youso....”
“Bagaimana? Apa kita akan menyerangnya langsung.”
“Jangan! Apa kau tidak tahu bagaimana Youso. Dia selalu membuat catatan keemungkinan cara kita menyerangnya.”
“Lalu bagaimana?”
“Kita buat dia lengah dulu....”
“Baik lah....”
Bagaimana berikutnya? Apa aku sukses menjadi seorang Idol dan produser? Apa aku bisa meningkatkan Yousou Uta?
Next Chapter : Starting In Here (此処 初めて)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate is Here

Powered By google