“Apa kau
benar-benar akan pergi?”
“Ah, itu
benar Inukai-sensei....”
“Baiklah...”
Hehehe....
jangan kaget, hari ini aku berniat untuk memperkuat elemen musik ku. Oleh
karena itu, aku memutuskan untuk pergi menuju suatu dunia yang aku yakin pasti
sudah banyak yang tahu.
“Kakak, apa
aku juga ikut?”
“E....
mending tidak Aiko. Masalahnya ini misi ku sendiri, jadi kau tidak perlu ikut.”
The
IDOLM@STER-sekai, itulah tujuan ku. Misi yang aku buat adalah 1,5 tahun di sana
dan berhasil populer. Bila sudah populer, maka kemampuan elemen musik ku akan
naik.
“Sensei,
portal sudah siap!” Kata Virus-san.
“Baiklah,
semua data yang kau perlukan ada di ponsel mu dan pastikan penanda di telinga
tidak hilang seperti waktu itu.”
“Roger...”
“Kakak,
hati-hati ya.”
“Ah.... ok
Aiko.”
Aku mulai
masuk ke dunia itu dengan membawa sebuah gitar dan saxsophone milik ku.
Sesampainya
di dunia yang aku tuju yaitu IDOLM@STER-sekai.
“Jadi misi ku
1,5 tahun ya di sini. Ok, harus semangat.”
Aku mengecek
HP ku dan menemukan beberapa misi yang aku buat sendiri dan beberapa orang yang
harus aku temui.
“Banyak juga
ya... Ah, itu tidak penting masih lebih banyak di Baka to Test to
Shoukanjuu-sekai.”
Aku mulai
mengamen di dekat sebuah stasiun. Aku mulai dengan beberapa lagu dari
K-ON-sekai dan Vocaloid-sekai. Kelihatannya beberapa orang menyukai permainan
saxsophone dan gitarku yang aku mainkan bergantian.
Setelah aku
selesai memainkan semua lagu, orang-orang memberi ku uang. Alhamdulillah
uangnya lumayan untuk makan malam. Aku memulai untuk membersihkan tempat aku
mengamen. Tapi, ada seorang anak perempuan seperti anak SMP yang memakai
kacamata tanpa ukuran dan bertopi menuju ke arah ku.
“Sepertinya
kau hebat juga ya.”
“Ah, terima
kasih.”
“Aku juga
ingin bisa bermain musik seperti mu.”
“Benarkah,
masalahnya kalau bisa dibilang aku masih amatiran untuk bermain musik.”
Selagi kami
berbicara, ternyata HP ku berbunyi dan aku mulai memotret anak itu.
“Eh, ada apa?
Kok memotret ku.” Tanya anak itu kaget.
“Ah, tidak
apa-apa e... Anami Haruka.”
“Eh, kenapa
kau tahu nama ku?”
“Ya, bisa
dibilang hal itu dirahasiakan.”
Ya, alat-alat
dari SOM memang canggih. Akan aku jelaskan cara kerja HP ku ini. HP ini memang
adalah pemberian Inukai-sensei. Tapi, HP ini memiliki kemampuan seperti alat
pelacak Genesis. Selain itu, setiap aku memasuki sebuah dunia, maka HP ini
memberi ku daftar siapa saja orang yang harus aku temui. Bila sudah bertemu,
maka aku harus memotret orang itu. Lalu, aku akan mendapatkan data tentang
orang itu secara lengkap. Wahaha, canggih ya.
“Ha... aku
sudah terlanjur ketahuan oleh seorang pengamen. Baiklah, perkenalkan aku Amami
Haruka.”
“Ya,
perkenalkan aku Takawa Akira.”
Tak lama, ada
seorang laki-laki berkacamata dan seorang anak yang aku bingung itu laki-laki
atau perempuan datang menghampiri kami.
“Haruka,
sedang apa kau disini?” Kata orang berkacamata itu.
“Ah,
Producer-san. Aku baru saja melihat sebuah penampilan Takawa-san ini.”
“Hmmm....
Producer, jangan-jangan.”
Aku memotret
kedua orang itu dan menemukan bahwa dua orang itu adalah seorang produser dari
765-pro (NaRoGo pro) dan seorang perempuan bernama Kikuchi Makoto yang juga
seorang Idol dari 765-pro.
“He, kau
bermain 2 alat musik ya. Saxsophone dan Gitar akustik. Hebat sekali seperti di
komik...” kata Makoto.
“Ah, terima
kasih Makoto.”
“He... kenapa
kau tahu nama ku.” Jawabnya kaget.
“Rahasia..”
“Katanya kau
hebat ya, coba aku ingin dengar bagaimana kau bermain, nanti akan aku beri kau
uang.”
“Baik lah.”
Kata ku.
Aku bermain
suatu lagu dari K-ON yaitu Cagayake Girls. Setelah selesai bermain dengan
saxophone.
“Wah, kau
hebat juga rupanya. Ah, ya apa kau besok ada di sini?”
“Ya, kalau
ingin aku disini besok, ya aku akan kesini.”
“Wah,
Takawa-san hebat.”
“Producer,
bagaimana kalau besok kita kenalkan orang yang hebat ini ke yang lain?” Kata
Makoto.
“Wah,
Makoto-chan itu ide yang bagus.” Jawab Haruka.
“Sudah lah,
aku punya ide yang bagus.”
Hari sudah
mulai malam, aku memutuskan untuk kembali pulang ke tempat aku menginap. Eits,
jangan salah, meski di dunia ini aku adalah seorang pengamen, aku melakukan set
untuk tinggal di suatu hotel yang lumayan besar.
Setelah aku
kembali ke kamar, aku memutuskan untuk jalan-jalan sebentar. Saat aku berjalan
menuju lobby depan.
“Ah,
Takawa-san.” Kata seorang resepsionis.
“Ya, ada apa?”
“Apakah anda
tidak ingin melihat penampilan Ryuuguu Komachi nanti?”
“Memangnya
jam berapa dimulai?”
“Ya, sekitar
jam 7 malam berarti 1 jam lagi.”
“Ah, baik
lah.”
“Anda nanti
bisa ke gedung aula kami.”
Aku
memutuskan untuk jalan-jalan sambil menuju ke gedung aula hotel itu. Aku
menemukan sebuah poster tentang penampilan Ryuuguu Komachi.
“Hoh, jadi
mereka dari 765-pro juga rupanya. Ha, ada Makoto, Haruka, dan Eh, Hagiwara
Yukiho. Hmm jadi masih ada lagi...”
Saat
pertunjukan dimulai memang ramai sekali tempatnya. Untungnya aku mendapatkan
tempat VIP karena aku pengunjung hotel. Hehehe beruntung sekali. Saat
pertunjukan, aku memotret semua anggota Ryuuguu Komachi dan hasilnya adalah
Futami Ami, Minase Iori, dan Miura Azusa.
“Ha, ternyata
mereka termasuk 3 dari 16 orang yang harus aku temui rupanya.”
Setelah
melihat pertunjukan, aku memutuskan untuk keluar saja. Saat aku keluar, aku
bertabrakan dengan seorang perempuan yang cukup kikuk.
“Ah...
maafkan aku..”
“Tidak
maafkan aku. Aku yang salah.”
Meski demikian,
aku mencoba untuk memotretnya. Dan, hasilnya benar perempuan ini bernama
Hagiwara Yukiho. Tidak lama, producer datang.
“Hei, Yukiho
cepatlah.”
“Ah, ya
producer.”
“Woa, kau
yang di stasiun tadi.” Kata producer.
“Yo,
Producer.” Jawab ku.
“Producer,
siapa dia?” Tanya Yukiho.
“Perkenalkan,
aku Takawa Akira. Kau pasti Hagiwara Yukiho bukan?”
“Ya tapi,
kenapa kau tahu nama ku?” Jawab Yukiho bingung.
“Kau pasti
akan merahasiakannya lagi kan Akira.”
“Ya, memang
harus begitu.”
“Maaf Akira,
aku harus...”
“Ah, ya semangat
selalu.”
Mereka pun
pergi dengan berlari menuju ke belakang panggung. Hehe, jangan dikira aku hanya
diam saja. Aku memutuskan untuk mengikuti mereka, uniknya saat aku melewati
tempat steril, tidak ada satu pun penjaga yang melarangku berjalan masuk.
“Hmm...
765-pro ya, jadi mereka disini sekarang.”
Saat aku
berdiri di dekat pintu, ada seorang dari kru pertunjukan memanggil ku.
“A... apa kau
dari 765-pro?”
“A... Aku?”
“Ya, kalau
tidak tolong tinggalkan tempat ini.”
“Ya, aku
sebenarnya VIP.”
“Oh, Maafkan
aku...maaf, maaf....”
“He... jadi
karena itu tadi aku tidak di hadang di depan.”
“Ya,
sebenarnya nanti tamu VIP akan mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan
Ryuuguu Komachi dan Idol dari 765-pro. Tapi, sudah ada yang kemari, kalau
begitu apa anda ingin masuk...”
“Boleh kah?”
“Ya, sekarang
sedang penampilan terakhir jadi pasti sudah santai semua di dalam.”
“Baiklah,
tolong...”
Kru tersebut
mengetuk pintu.
“765-pro ada
tamu VIP yang akan masuk.”
Orang itu
lalu membukakan pintunya.
Aku masuk dan
melihat beberapa anggota 765-pro. Haruka pun kaget melihat ku.
“Ha,
Akira-san...? Kenapa kau di sini. Dan kau tamu VIP. Tapi kan kau pengamen....”
“Ma ma...
tenang dulu Haruka.” Kata prodcer.
“Kaget ya,
maaf aku sudah mengagetkan kalian.”
“Kenapa kau mengamen
kalau tempat tinggal mu disini?” Tanya Haruka.
“Ya, itu
rahasia.”
“Na Producer,
Akira-san ada disini.” Kata Makoto.
“Ya, Akira.”
“Hehe, hai
lagi Producer...”
Aku pun
bercengkrama ringan dengan para Idol dari 765-pro.
Sementara
itu, Producer dan seorang perempuan bernama Akizukio Ritsuko bercengkrama.
“Apa, dia
orang yang kau maksud akan menjadi anggota ke 13 765-pro. Dia laki-laki dan
tidak meyakinkan wajahnya.”
“Entahlah,
sore tadi aku, Haruka, dan Makoto bertemu dengannya saat dia mengamen di jalan.
Meski mengamen, tapi kualitas permainannya bagus.”
“He...
benarkah...?”
“Makanya aku
akan memintanya untuk datang ke kantor kita besok dan akan aku kenalkan dengan
presiden...”
“Ma ma,
santai dulu saja...”
Kami
bercengkrama sekitar 10 menit dan Ryuugu Komachi datang dari panggung.
“Hah....
capek sekali.” Kata Iori.
“Hehe....
meski begitu tapi, tadi hebat...” Lanjut Ami.
“Wah wah, ada
tamu rupanya. Tapi, kau siapa?”
“Ah ya
maafkan aku Azusa-san. Perkenalkan aku Takawa Akira, salam kenal..”
“Tunggu dulu
kenapa kau tahu lagi namanya?” Tanya Haruka.
“Aku juga
tahu kalau itu Futami Ami, dan Minase Iori.”
“Tunggu dulu,
kau juga tahu nama kami. Apa kita pernah bertemu.” Tanya Iori.
“Ya, memang
belum. Tapi kalau kalian tanya kenapa, aku menjawabnya rahasia.”
“Hehe....
keliatannya seperti Takane-san.” Kata Makoto.
“Benar..”Lanjut
Haruka.
“Ok, semuanya
saatnya konfrensi pers!” Seru Ritsuko.
“Maaf Akira,
apa kau bisa di sini sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan.” Kata Producer.
“Ah,
baiklah....”
Aku berfikir
apa yang akan dibicarakan oleh producer. Sebenarnya aku berharap agar diajak
menjadi Idol untuk mempercepat tugas ku. Aku pun menyalakan TV untuk melihat
tayangan langsung konfrensi pers 765-pro.
“Wah... bisa
dibilang sekarang mereka semua bersinar ya...”
Tak lama Aiko
menghubungi ku dari earphone ku yang selalu terpasang di telinga sebelah kiri.
“Kakak,
bagaimana?”
“Yah.... baru
beberapa jam saja aku disini, sudah banyak perubahan.”
“Alhamdulillah..”
“Ya,
Alhamdulillah.”
“Apa kakak
sudah bertemu dengan Anami Haruka.”
“Sudah sih.
Tapi, kenapa?”
“Tidak
apa-apa aku hanya suka saja melihat wajahnya. Dia cantik, imut dan selalu
semangat.”
“Tapi, dia
pernah menangis, kan...”
“Tapi tetap
cantik....”
“Hah....
baiklah, apa kau ingin titip salam?”
“Sebenarnya
sih mau. Tapi, kata Inukai-sensei aku tidak boleh terlibat meski hanya titip
salam.”
“Ma, aku tahu
alasannya.”
“Apa?”
“Karena set
cerita disini aku adalah orang yang hidup sendiri. Jadi, bila ada campurtangan
dari orang lain yang tidak sesuai., maka...”
“Maka akan terjadi
crash cerita dan merusak cerita kan..”
“Hah.. kau
megerti akhirnya.”
“Ya sudah aku
akan melayani pelanggan.”
Dan, telepon
pun terputus.
Tidak lama,
para Idol dari 765-pro kembali ke belakang panggung.
“Haha....
tadi keren sekali.”
“Ami-chan
selalu berkata itu.”
“Ah, semuanya
good job.”
“Ha...
Akira-san terima kasih.” Kata Haruka.
“Ok, sekarang
ayo kita berganti pakaian dan pulang...” Kata Iori.
“Ah, benar
juga... aku akan keluar” kata ku.
Saat aku
keluar, producer menghentikan langkah ku.
“Akira....!”
“Ho,
producer... ada apa?”
“Begini, aku
akan melanjutkan perkataan ku tadi.”
“Oh.... iya
ada apa memang?”
“Begini, aku
berfikir bagaimana kalau kau ikut dalam 765-pro.”
“Aku sudah
tahu bahwa kau akan mengatakan itu.”
“Kenapa?”
“Entahlah,
Haruka tadi berkata bahwa dia ingin aku ada dalam 765-pro karena agar ada
laki-lakinya dan bisa membantu mu.”
“Ternyata dia
mendengar pembicaraan ku dengan presiden.”
“Presiden?”
“Ya, pemilik
765-pro. Dia berharap ada anggota 765-pro yang laki-laki. Katanya agar ada yang
fresh.”
“Tapi,
bukannya ada Makoto.”
“Mengertilah,
Makoto itu perempuan.”
“Aku saja
baru menyadari tadi.”
“Jadi,
bagaimana?”
“Hmm...
baiklah akan aku pikirkan.”
“Kalau
begitu, aku minta nomor telepon mu.”
“Ok...”
Kami saling
bertukar nomor telepon. Setelah bertukar nomor telepon, para perempuan telah
keluar dari kamar ganti.
“Ok, semua
kita akan pulang sekarang.” Kata Producer.
“Semuanya お疲れ様 (otsukaresama).” Kata ku.
“Akira-san.
Aku berharap kau mengabulkan keinginan ku tadi.” Kata Haruka dengan senyum.
“Ternyata
benar kata Aiko. Senyumnya mematikan, lihatlah imut sekali...” Kata ku dalam
hati.
“Ah ya...
kita lihat saja besok.” Kata ku.
“Kalau kau
datang besok, pastikan membawa gitar dan saxsophone mu itu.”
“Oh, itu
pasti Makoto-kun.”
Mereka pun pergi
dan aku kembali ke kamar.
Setelah
kembali ke kamar, aku tidak hanya diam saja. Aku memilih untuk melakukan
observasi dan melakukan simulasi yang munkin akan dilakukan Genesis bila tahu
aku disini.
“Hah, memang
sulit menjadi seorang SOM dibandingkan idol. Tapi, meski seluruh kemungkinan
ini aku tulis. Bisa saja akan terjadi hal yang lebih parah. Tapi, semoga
Genesis tidak aneh-aneh saat ini.” Kata ku semangat.
Esok hari,
aku memutuskan untuk mencoba mencari kantor 765-pro. Berbekal alamat yang
diberi oleh Producer, aku memutuskan untuk naik taxi dan menuju ke kantor
765-pro.
Untungnya,
mencari alamat itu tidak susah. Karena semua orang sudah tahu dimana kantor
765-pro.
“Ini, terima
kasih...”
“Ah,
sama-sama. Apa kau seorang Idol dari 765-pro atau apa?”
“Bisa
dibilang masih calon. Tapi, nanti paman akan tahu...”
“Ok, kalau
gitu semangat ya...”
“Ya...
terimakasih.”
Ada satu hal
yang membuat aku tahu yakin kalau tempat itu adalah kantor 765-pro. Karena,
saat aku turun dari taxi aku melihat Haruka.
“Haruka...!”
“Ha....
Akira-san. Selamat Siang.”
“Selamat
Siang.”
“Ternyata kau
datang juga... syukurlah..”
“Haha... ini
kan karena kau dan yang lain meminta.”
“Baiklah,
semua perlengkapan siap.”
“Siap...”
“Ayo
masuk...”
Kami mulai
masuk, dan menuju lantai dua dimana itu kantor utama dari 765-pro.
“Siap...”
“Selalu.”
“SELAMAT
DATANG DI 765-PRO!” Kata Haruka.
Aku dan
Haruka pun masuk dan disambut oleh beberapa orang disana. Aku tidak melewatkan
kesempatan ini dan memutuskan untuk memotret seluruh orang yang ada di situ.
“Ok, sudah
semua.”
Tak lama,
Producer datang.
“Semuanya
selamat siang!”
“Selamat
Siang.”
“Ah,
Producer...”
“Akira,
ternyata kau datang.”
“Sekarang
apa?”
“Ok, ikut
aku.”
Aku mengikuti
Producer menuju ruangan pemilik 765-pro.
“Chief, ini
orang yang aku maksud kemarin.”
“Ho, kau
pasti Takawa Akira.”
“Iya, benar.”
“Apa kau bisa
bermain musik selain dua alat musik itu?”
“Ada yang
lain.”
“Contohnya?”
“Aku bisa bermain
piano, harmonika, dan biola. Tapi, hanya sedikit.”
“Hmm.... aku
lihat kau tidak lahir disini.”
“Benar, aku
lahir di Indonesia.”
“Jadi,
sekarang kau tinggal dengan siapa?”
“Aku tinggal
sendiri.”
“Keluarga?”
“Aku sudah
tidak punya keluarga semenjak aku dilahirkan.”
“Kenapa?”
“Sebelum aku
lahir, Ayah ku meninggal dan Ibu ku meninggal 3 bulan setelah aku lahir. Maka
itu, aku berada di panti asuhan sampai umur ku 14 tahun”
“Berarti SMA
mu ada di Jepang.”
“Benar.”
“Lalu apa
tujuan mu di Jepang ini?”
“Untuk
menghijaukan rumput sendiri dengan mempelajari rumput tetangga.”
“Ho... itu
peribahasa yang bagus.”
“Terima
Kasih.”
“Apa kau bisa
akting?”
“Ya,
sedikit.”
“Tunjukkan.”
Aku pun mulai
menunjukkan beberapa ekspresi.
“Akira, tak
ku sangka kau sehebat itu.” Kata Producer.
“Begitu kah?”
Jawab ku.
“Ok, sekarang
kita lanjutkan. Apakah kau bisa bernyanyi?”
“Sedikit,
karena aku mengamen tidak hanya dengan musik.”
“Baiklah,
tunjukkan.”
Aku pun
mengambil gitar dan memainkan lagu dari dunia K-ON yaitu U&I.
“Hebat-hebat.
Ini adalah bakat yang luar biasa.”
“Terima kasih
president.”
“Aku akan
memasukkan mu dalam daftar Idol 765-pro.”
“Benarkah?”
Kata Producer.
“Tapi, dengan
dua syarat.”
“Apa?”
“Kau harus
memanggil ku Paman. Ya, sebenarnya aku ingin memiliki keponakan seperti mu. Dan
kedua, kau akan aku angkat sebagai produser juga.”
“Apa?
Produser?” Kata Producer.
“Jadi aku
memiliki Double Role?”
“Benar...”
“Ah.... ya,
terima kasih.”
Lalu aku
keluar dari ruangan itu dan membuka pintunya. Saat ku buka pintu, ternyata....
“Apa yang
kalian lakukan? Menguping?”
Mereka pun
terjatuh....
“Akira-san...
Kau berhasil.” Kata Haruka dengan nada gembira.
Aku diajak
menuju sebuah papan bertuliskan jadwal para Idol. Dan aku diminta untuk
memperkenalkan diri.
“Semuanya,
memang aku masih baru di sini tapi, mohon kerja samanya. Aku Akira Takawa,
mulai hari ini aku akan menjadi Idol sekaligus Produser di 765-pro. Jadi mohon
kerja samanya.”
Mereka semua
kagum bercampur kaget.
“Jadi, kau
juga menjadi produser?” tanya Makoto.
“Yah, paman
mintanya begitu.”
“Paman....
jangan-jangan...”
“Ini membuat
misteri baru.”
“He he Ami,
Mami... sudah lah...”
Ya itulah
hebatnya 765-pro...
Sementara
itu................................................
Genesis
ternyata mencium keberadaan ku.
“Kau di situ
rupanya Youso....”
“Bagaimana?
Apa kita akan menyerangnya langsung.”
“Jangan! Apa
kau tidak tahu bagaimana Youso. Dia selalu membuat catatan keemungkinan cara
kita menyerangnya.”
“Lalu
bagaimana?”
“Kita buat
dia lengah dulu....”
“Baik
lah....”
Bagaimana
berikutnya? Apa aku sukses menjadi seorang Idol dan produser? Apa aku bisa
meningkatkan Yousou Uta?
Next Chapter : Starting In
Here (此処 の 初めて)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar