Yuk Selamat Tahun baru.... Kali ini SekaiLife bakalan bahas Anime, dan Anime itu adalah Re: Hamatora. Anime ini adalah season kedua dari Anime Hamatora karya Cafe Nowhere yang menceritakan tentang manusia yang menyebut diri mereka "minimum" dilahirkan dengan kekuatan super dan ingin diakui.
Sebenernya aku telat banget baru bahas ini. Tapi aku ingin coba apakah aku mampu buat review anime. Jadi yoroshiku....
Bila kalian sudah pernah melihat season pertama anime ini, kalian akan melihat adegan Nice ditembak dengan pistol oleh Art di atas kapal sesaat setelah Nice membunuh Moral. Padahal episode sebelumnya dijelaskan bahwa Art mati dibunuh oleh Moral. Di awal episode dari Re: Hamatora ini kita akan disajikan hari-hari tanpa adanya Nice di kelompok detektif Hamatora tapi di akhir episode 1 kita dikejutkan dengan hidupnya kembali Nice yang menyamar sebagai maskot shopping district. Lalu dalam season 2 juga kita akan dikenalkan dengan sebuah organisasi baru bernama "Freemum" yang menginginkan kekuasaanberada ditangan seluruh minimum, lalu akan ada konflik lebih serius antara Nice dan Art.
Dan juga ada bagian dimana flashback dilakukan untuk mendekatkan karakter dengan penonton.
Judul : Re: _Hamatora
Genre : Action, Comedy, Drama, Detective, Superpower.
Rating : 17+
Producer : TV Tokyo.
Mari kita mulai penilaian.
Secara cerita Anime ini menekankan bahwa setiap manusia sebenarnya dilahirkan dengan memiliki kekuatan, tidak harus super yang penting bisa membawa manusia hidup dengan damai. Dan hal itu dieksekusi dengan cara yang menarik. Banyaknya cerita Shounen Ai terselubung dalam Anime ini bisa untuk tontonan wanita dan itulah daya tarik dari Anime ini. Adegan komedi yang disajikan juga pas dan tidak dibuat-buat. Serta karakter yang dibuat tidak stereotype membuat kesan realistik untuk semua karakter.
Untuk gambar di season 2 ini dibuat benar-benar berbeda dari season 1. Bila kalian menganggap bahwa gambar season 1 itu sudah baik, coba pikir lagi. Pasalnya di season 2 ini gambar dibuat lebih realistik dan masuk akal. Tetapi eksekusi untuk adegan cepat terkadang membuat mata sedikit bingung harus lihat kemana.
Lalu musik di season 2 ini dieksekusi dengan bagus. Opening lagu ini membuat efek excited dengan bagaimana ya ceritanya?
Lagu untuk endingnya juga memberikan efek relaksasi setelah banyaknya aksi di dalam cerita. Tapi memang video endingnya membuat kita menarik nafas panjang setelah melihat aksi yang keren.
Untuk Seiyuu yang sudah bekerja dengan baik patut kita hargai. Lagi pula pemilihan pengisi suara sudah cocok dengan karakter dari Anime ini.
Jadi :
Cerita : 8
Gambar : 9
Musik : 10
Seiyuu : 9
High Recommended
SekaiLife
君の世界 は 君のライブ
Januari 07, 2015
November 14, 2013
I'm not a liar. I'm a chef
Hi SL-tomo. I think that title little confused you. In this time, i just want to tell you that i am a chef not a liar.
I know now you little annoyed but that's the fact i'm a chef.
Ok Let's begin.....
Some day, A was borrow B's book and now A was asked by B about the story of that book. Actually, A didn't read the book because he was play a game too much and forget about that.
If A is a Liar...
B: Hi A, how about that book?
A: What book?
B: The book which i borrowed to you another day before.
A: Oh, sorry i didn't read it.
B: Why?
A: I was very busy with homework.
B: Oh ok then.
If A is a Chef
B: Hi A, how about that book?
A: What book?
B: The book which i borrowed to you another day before.
A: Oh, that's book. I have read it two time since i borrow that.
B: Wow, and how about the story?
A: I Think that's wonderful.
B: Isn't it. I love the part that they say their love under the tree.
A: I wish my love story like them.
B: Me too.
Ok reader... Now you understand about chef and a liar.
Then... What type are you?
I'm a Chef....
I know now you little annoyed but that's the fact i'm a chef.
Ok Let's begin.....
Some day, A was borrow B's book and now A was asked by B about the story of that book. Actually, A didn't read the book because he was play a game too much and forget about that.
If A is a Liar...
B: Hi A, how about that book?
A: What book?
B: The book which i borrowed to you another day before.
A: Oh, sorry i didn't read it.
B: Why?
A: I was very busy with homework.
B: Oh ok then.
If A is a Chef
B: Hi A, how about that book?
A: What book?
B: The book which i borrowed to you another day before.
A: Oh, that's book. I have read it two time since i borrow that.
B: Wow, and how about the story?
A: I Think that's wonderful.
B: Isn't it. I love the part that they say their love under the tree.
A: I wish my love story like them.
B: Me too.
Ok reader... Now you understand about chef and a liar.
Then... What type are you?
I'm a Chef....
Juni 02, 2013
Spirit of Mind Drama Special : Right Rattan
Kehidupan
di kedai Takawa dimulai dengan membuka kedai. Akira sang pemilik kedai memulai
liburan musim panasnya dengan berharap kedainya laris. Diawali paginya dengan
menyapu depan kedai.
Akira : Musim panas, (Mengambil sapu dan menyapu)
bikin males aja...
Aiko : (Keluar) Kak, sup sudah siap. Lalu aku
apakan wortelnya.
Akira : Potong aja, supnya taruh di meja nanti aku
racik.
Aiko : Liburan musim panas memang enaknya cari
uang. Kakak semangat sekali.
Akira : Yah, sekolah emang bikin pusing. Tapi,
liburan musim panas saatnya mencari uang (Melempar Sapu).
Aiko : Kak, sapunya... (menunjuk ke toko sebelah
kedai).
Akira : Wah.... Kacanya pecah... (Shock). (Menuju
toko sebelah dan minta maaf).
Aiko : Masih pagi kau sudah mengurangi pendapatan
kita.
Akira : Sudahlah yang penting kalau ingin kaya
harus semangat dan jangan lupa berdoa.
Aiko : Ehehe (tertawa kecil). Itu baru kakak ku.
Begitulah kehidupan pagi
saudara kembar ini. Dan, menuju siang hari sudah lengkaplah kelompok penghuni
kedai yang bisa dibilang sepi.
Tian : Akira itu memang orangnya seperti itu....
Akira : Apa, kau masih saja menolak untuk makan
brokoli.
Tian : Aku benci benda hijau yang kriting ini.
Amii : Brokoli itu sehat, kaya vitamin dan
mineral.
Tian : Amii juga, jangan memihak orang ini
(menunjuk Akira).
Akira : Siapa yang kau sebut orang ini (Suara
membesar).
Aiko : Sudahlah, jangan ribut.
Ika : Tapi, kalau dipikir-pikir kenapa Tian-senpai
gak suka makan brokoli?
Ken : Pertanyaan yang bagus.
Tian : Ini hijau, kriting, baunya aneh, pahit,
pokoknya aku gak suka.
Akira : Kalau gitu kenapa kau pesan makanan ini?
Tian : Soalnya, udangnya
enak kentangnya lembut dan paprikanya menambah selera.
Akira : Kalau gitu, kau pasti berselera untuk
memakan brokolinya...
Tian : Ditolak... (Memalingkan wajah dari Akira).
Aiko : Sudah-sudah lihatlah, kalian menagganggu
Yuuko-san yang sedang membaca majalah (Menunjuk Yuuko yang duduk di kursi roda
sambil melihat ke jendela).
Yuuko : Eh, ah... maaf..
Akira : Untuk apa kau minta maaf?
Yuuko : Soalnya, aku yang diam sendiri disini.
(Semua Tertawa)
Itulah kehidupan yang
ada di kedai Takawa. Meski jarang ada pengunjung yang makan disini. Tapi,
kehangatan mereka membuat kedai ini serasa istana yang dipenuhi kegembiraan.
4 jam berlalu setelah
kedai dibuka. Siang hari biasanya banyak orang yang mengunjungi kompleks
pertokoan untuk memenuhi kebutuhan mereka atau sekedar jalan-jalan di liburan
musim panas. Aiko, Tian, dan Amii memutuskan untuk masuk kedalam rumah dan
bercengkrama. Ika harus mengisi acara di suatu TV karena dia adalah artis. Lalu
Yuuko harus pulang karena supirnya diminta untuk menjemputnya. Lalu, di kedai
itu hanya tersisa Akira dan Ken.
Ken : (Membaca Koran) Akira, bagaimana kalau bulan
depan kita ke gor di tengah kota. Sedang ada festival olahraga musim panas.
Akira : Mana-mana, aku lihat dulu korannya
(Mengambil Koran dari Ken). “Pekan Olahraga Tokyo. Dilaksanakan di gor tengah
kota. Puncak acara pertandingan Kendo Nasional Tingkat SMP.” Wah, ini pasti
seru. Soalnya ada Kendo, olahraga yang kau ikuti di sekolah.
Ken : Makanya, ayo kita lihat.
Akira : Boleh-boleh, yang lain juga. Sekali-kali
Yuuko dan Aiko melihat hal seperti ini.
(Seorang pelanggan
membuka pintu kedai)
Akira : Yo, Selamat datang nak. Wah, kelihatannya
habis pulang klub nih. Ayo pesan saja apa yang kau mau nanti aku buatkan versi
spesialnya!
Anak : (Mendekat ke meja tembok dan duduk) Aku
pesan ramen ukuran sedang dan minumnya es teh.
Akira : Roger komandan, akan aku buatkan. (Masuk
ke dapur untuk membuat ramen)
Ken : (Mendekat ke anak itu). Kau ikut Kendo
rupanya, wah keren sekali anak sekecil dirimu sudah bermain Kendo.
Anak : Benarkah, trimakasih. Apa anda bermain
Kendo juga?
Ken : Aku ikut Kendo di sekolah. Yah, Kendo di SMA
memang sulit.
Anak : Jadi kakak masih SMA. Kakak terlihat dewasa
sekali.
Ken : Benarkah, wah bahaya
kalau gitu. Nanti aku dikira om-om. Oya, kalau boleh tahu siapa namamu?
Anak : Eiji Ryushi kelas 2-B SMP Fukajin.
Ken : Misaki Ken kelas 3-1 SMA Sakanami.
Akira : (Keluar dari dapur sambil membawa semangkuk
ramen dan segelas es teh). Akira Takawa kelas 3-1 SMA Sakanami juga.
Ken : Ahaha, Akira tidak ada yang tanya.
Akira : Itu kejam sekali, Ken. Baik, ini pesanan
mu. Silahkan menikmati.
Eiji : (Makan dengan lahap).
Akira : (Bahagia). Akhirnya, aku bisa melihat
seorang pelanggan makan makanan ku dengan lahap.
Eiji : Maksudnya, kedai ini tidak laku? Tapi,
makanan disini enak sekali.
Akira : (Menangis bahagia). Nak, aku doakan kau
menjadi orang yang beruntung hingga akhir hayat nanti.
Eiji : Ada apa dengannya?
Ken : Kau memuji makannya. Itulah yang dinanti
seorang penjual makanan yaitu makannya dipuji.
Eiji : Takawa-san kelihatannya begitu senang.
Baiklah, besok akan aku ajak teman-teman ku kesini! (Melanjutkan makan dengan
lahap).
(Aiko, Amii, Tian keluar
dari dalam rumah)
Amii : Ya, Ya.... ada apa ini kok ribut?!
Tian : Akira, kau menangis.
Aiko : Wah, kakak menangis... ada apa? Mana?
Siapa?
Ken : Wah wah, kalian para wanita santai saja.
Lihatlah, kita punya pelangan!
3 Wanita : Heh....!!!!
Eiji : Sebanarnya, ada berapa orang sih yang kerja
disini?
Akira : Total ada 7 orang. Aku pemilik kedai ini.
Ken : Aku bekerja sambilan disini.
Tian : Maihara Tian
semester 1 di Universitas Tokyo jurusan ekonomi. Aku juga bekerja sambilan
disini.
Amii : Alicia Amii kelas
2-2 SMA Sakanami. Pekerja sambilan disini.
Aiko : Takawa Aiko kelas
3-1 SMA Sakanami. Adik pemilik kedai sekaligus pekerja sambilan disini.
Eiji : Jadi, totalnya ada
5. Lalu, 2 yang lain?
Aiko : Mereka baru saja
pualng...
Eiji : (Menyelesaikan
Makannya). Kakak, ini enak sekali...! Besok aku akan kesini lagi dengan
teman-teman ku!
Akira : Ho ho ho... itu
bagus. Kalau begitu, hari ini aku beri kau setengah harga. 400 yen untuk ramen
dan gratis untuk minumannya!
Eiji : Wha....
Terimakasih. (Mengambil uang dari saku dan memberikannya ke Akira) Ini, ambil.
Akira : Yo, bagus nak.
Semangat.
(Eiji keluar dari kedai).
Akira : Ha ha ha. Masa
muda memang menyenangkan.
Amii : (Berbisik ke Tian)
Hoi hoi... Lupa umur ya orang itu?
Tian : Benar, kelihatannya
dia bukan awet muda. Tapi, awet tua.
Esok
hari, pada jam yang sama.
Eiji : (Membuka pintu
kedai dengan semangat) Kakak, aku membawa teman-teman ku!
Akira : Eh, 9 orang lain.
Aiko : Jadi totalnya 10
orang.
Amii : Woho, banyak orang
rupanya. Ayo kerja keras hari ini!
Tian : (Masuk membawa
nampan isi 10 mangkok ramen). Wah, aku memang hebat. 10 mangkok. Ika, bawa 10
jusnya.
Ika : Baik!
Akira : (Suara lemas)
He... Senpai memang hebat, ya...
Ika : Itulah hebatnya
Tian-senpai!
(Ika & Tian menyiapkan
makanan)
(Semua anak masuk dengan
semangat menyantap makanan).
Eiji : Gimana, aku sudah
bilang kalau bakalan banyak orang kesini.
Akira : Bagus nak, kau melakukannya dengan
sempurna. (Teriak) Semua mangkok 500 yen. Minumnya 200 yen.
Ika : He, harga pelajar.
Akira : Harga SMP tepatnya.
Ika : Apa hubungannya?
Akira : Entahlah yang penting mereka senang.
(Anak-anak makan dengan semangat)
Akira : (Mendekat ke Eiji). Eiji, kau masih SMP,
kan?!
Eiji : Benar. Lalu kenapa?
Akira : Aku dengar bulan depan akan ada festival
olahraga. Dan ada pertandingan Kendo tingkat nasional untuk SMP. Apa kau ikut?
Eiji : (Terdiam sebentar). Entahlah, kita lihat
saja nanti. (Wajah memurung).
Akira : (Menepuk-nepuk punggung Eiji). Sudahlah,
ayo nikmati makananmu sebelum mienya membubur. Ayo segera dimakan sana.
(Akira berjalan masuk dan berhenti di sebelah
Aiko)
Akira : (Berbisik) Kau dengar dan lihat yang
barusan?!
Aiko : Tapi, haruskah?
Akira : Sekali-kali menolong orang.
Aiko : Tapi, sudah 10 orang kakak tolong apa
kurang?
Akira : Ayo buat jadi 11.
Ken : (Mendekat) Akira, kau pasti mau menolong
anak itu!?
Akira : Aku merasakan hal yang tidak enak.
Aiko : Terserah kakak saja lah. Yang penting
membuat orang lain bahagia itu juga hal yang baik.
Setelah mereka semua selesai makan dan membayar
makan itu. Akira meminta agar Eiji tidak pulang terlebih dahulu. Eiji dibawa
masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu yang sidak berisi Ken, Amii, Aiko, Tian,
Yuuko, dan Ika.
Eiji : (Duduk di sofa). Ada apa? Apa aku melakukan
sesuatu yang salah?
Ika : Tidak, kau tidak melakukan hal yang salah
sedikit pun.
Eiji : Lalu, kenapa aku dibawa ke....
Yuuko : (Mendekat ke Eiji dan memberikan tangannya
untuk berjabat tangan). Kenalkan, Yuuko Itsukai kelas 3-1 SMA Sakanami.
Eiji : Apa maksdunya ini?
Aku semakin bingung....
Akira : Fufufu.... semakin pusing ya. Maaf-maaf,
akan aku jelaskan semuanya.
Aiko : Lebih baik agak cepat ya, kak. Ini sudah
sore sebentar lagi malam.
Akira : Ryushi Eiji. Aku sebenarnya tidak ingin
menjudge mu. Tapi, kenapa saat aku mengetakan festival olahraga, kau
termenung.
Ken : (Menepuk pundak Eiji). Ayolah, seorang
pejuang Kendo harus semangat dan pantang lemas.
Eiji : Eh, maksudnya apa ini!? Aku tidak mengerti.
Aiko : Kakak, mungkin serahkan ini pada ku dan
Tian-senpai.
Akira : Fuh, baiklah.
Aiko : Eiji-kun, apa kau baik-baik saja?
Eiji : Aku baik-baik saja lihat aku tidak sakit
atau terluka sedikit pun.
Tian : Tapi, kau sedang sakit hati. Bahkan sakit
hati itu sudah menjadi santapanmu selain ramen.
Akira : Apakah benar itu, Eiji?
Eiji : Hah, sakit hati?! Aku tidak apa-apa kok.
Sumpah deh.
Ika : Lalu, kenapa kau merenung saat Akira-senpai
menyebut masalah Turnamen Kendo bulan depan?
Eiji : Itu....
Aiko : Sudahlah kalian terlalu menekannya.
Yuuko : (Menaruh koran yang berisi iklan acara
festival olahraga). Kalau kau tidak berani ikut, kami akan maklumi itu. Tapi,
kalau ada yang akan menginjak sebuah tunas yang akan tumbuh, maka akan kami
pindahkan kaki mereka agar tidak menginjaknya.
Aiko : Itu benar. Maka, apa yang ada dalam hatimu?
Eiji : (Mulai menangis). Sebenarnya... Aku sangat
menyukai kendo, sangat suka. Aku mempelajari kendo dari awal masuk SMP dan kini
aku sangat menyukainya. Tapi, Ayah selalu mengekangku untuk melanjutkan bisnis
keluarga yang bodoh itu.
(Semua orang menghela nafas).
Eiji : Aku bingung kenapa. Sekarang aku selalu
berbohong kepada ayah bahwa aku sedang ikut klub komputer. Memang aku
mengikutinya, tapi aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk latihan kendo.
Akira : (Mendekati Eiji dan bertukar duduk dengan
Tian). Nak, kau tahu. Aku dan Aiko sudah tidak memiliki orang tua tepat setelah
kami dilahirkan. Jadi, memang kami tidak tahu bagaimana rasanya bertentangan
dengan orang tua. Tapi, kau harus tahu... orang tua itu selalu memikirkan anaknya.
Eiji : Tapi, ayah... ayah terlalu egois dan ibu
tidak pernah membela ku. Dia hanya diam, diam, dan diam.... (Teriak) Apa-apaan
ibu seperti itu!!!
Akira : (Menampar Eiji). JANGAN SEENAKNYA MENGATAI
IBUMU SENDIRI!!!
(Semua orang menahan nafasnya karena kaget)
Eiji : (Terdiam Seketika).
Aiko : Wah, kakak ayo agak menjauh.
Akira : Maafkan aku, Eiji.
Eiji : Ini lebih baik... Ini lebih baik daripada
harus hidup menanggung beban.
Akira : He? Kau lebih suka ditampar?
Eiji : Itu tandanya aku diperhatikan. Ada yang
masih memperdulikan ku.
(Semua orang terdiam karena hal itu) (Ken berdiri
dari kursi putar).
Ken : Baik, ini sudah beranjak malam. Ayo, saatnya
kita antar adik kecil kita ini pulang.
Dan, lagi-lagi Akira
membuat suatu proyek yang sedikit menyusahkan. Tapi, setidaknya ada orang yang
dibantu. Itulah tujuan utama orang-orang yang bekerja di Kedai Takawa, membantu
menyelesaikan masalah dengan menambah masalah atau begitulah.
Akira : Hoi, narator baca yang benar.
He,
maafkan aku.... Memberi masalah pada masalah untuk menyelesaikan masalah.
Begitukah?
Akira : Lha, itu baru
benar (Masuk lagi).
Heh... menyusahkan. Ok kembali ke cerita.
Akira dan Aiko memutuskan untuk mengantar Eiji pulang sekaligus
ingin kenalan. Sesampainya dirumah keluarga Ryushi, Akira dan Aiko
dipersilahkan masuk oleh ibu Eiji.
Ibu : Kalian ini
teman-teman Eiji. Maafkan kalau Eiji telah merepotkan kalian.
Aiko : Ah, tidak. Justru
kami yang telah merepotkan Eiji-kun.
Akira : (Melihat-lihat
sekitar dengan penuh penasaran).
Ibu : Anu... Apa ada yang
salah?
Akira : Ah, tidak. Aku
hanya penasaran alasan kenapa Eiji tidak diberi kesempatan untuk mengikuti dan
menekuni Kendo?
Aiko : (Berbisik) Kakak,
jangan langsung to the point. (Tertawa malu).
Akira : Sudahlah...
Ibu : Jadi, Eiji sudah
menceritakannya pada kalian. Aku harap kalian bisa menghentikannya bermain
Kendo.
Akira : Kenapa?
Ibu : Sebenarnya, aku
sendiri ingin sekali anakku maju sesuai apa yang dia inginkan. Tapi, ayahnya
terlalu memaksakan kehendak untuk meneruskan usaha keluarga.
Aiko : Kalau boleh tahu...
Ibu : Usaha itu adalah
usaha penginapan yang berada di pantai 200 km dari sini.
Akira : Oh, pantai itu.
Aiko : Pantai mana?
Akira : Pantai yang tahun
lalu kita kesana ingat. Yang waktu itu kelima jari kiri tercapit kepiting.
Aiko : Ho... ingat aku
sekarang.
Akira : Ingatnya pasti
gara-gara kepiting.
Ibu : Memang, kalau
liburan musim panas ini suami ku pasti sedang tidak ada di rumah dan mengurusi
penginapan itu.
Akira : Kami tahu perasaan
anda dan ayah Eiji. Kalian pasti menginginkan anak kalian untuk meneruskan
usaha keluarga. Tapi, ingatlah masa depan Eiji masih luas didepan sana.
Aiko : Semua masa depan
pasti cerah. Tidak ada yang suram meski dia seorang penjahat.
Akira : Karena hanya tuhan
yang tahu masa depan kita yang masih suci.
Ibu : Sebenarnya aku
sangat mendukung Eiji. Tapi....
Akira : Aku tahu. Jabatan
anda disini adalah seorang istri yang tidak bisa melawan apa kata suami.
Aiko : Kakak...
Akira : Apa? Bukankah itu
kenyataanya!? Aku tidak suka hal yang basa-basi.
Ibu : Apa yang dikatakan
kakak mu itu benar.
Aiko : Jadi, apakah anda
menyetujui bila Eiji mengikuti lomba kendo bulan depan.
Ibu : Baiklah, akan aku
pikir terlebih dulu.
Akira : (Berdiri) Baiklah,
besok silahkan datang ke kedai ku. Eiji tahu dimana itu.
Akira dan Aiko bisa dibilang sudah melakukan kemajuan yang hebat
dalam menangani masalah ini. Tapi....
(Pintu kedai dibuka keras)
Akira : Selamat datang.
Apakah kau Ayahnya Eiji?
Ayah : Benar.... Dan aku
ingin bertemu dengan orang yang bernama Takawa! SEKARANG!
Akira : Aku tepat didepan
mu.
Ayah : Hem... (Memukul
meja depan tempat Akira duduk) dasar pemuda tidak sopan. Kau bernani-beraninya
masuk dalam urusan keluarga ku.
Akira : (Menguap) Bila
kesini hanya untuk emosi dan tidak menyelesaikan masalah, aku lewat saja. Kalau
kau punya penyelesaian ayo kita rundingkan bersama.
(Semua orang keluar dari dalam karena dengar ribut-ribut)
Ken : Wah, kita
kelihatannya terlambat.
Ika : Kaya sinetron aja...
Ayah : (Menarik kerah baju
Akira). Apa maksud mu?!
Akira : Lho kan... Emosi.
Ayah : (Mendorong Akira)
Akira : Apa kau yakin
kalau yang disiarkan radio itu lebih fakta dari yang ditayangkan TV?
Ayah : Apa maksudmu?
Akira : Kau adalah
golongan radio yang pendengarnya hanya membayangkan. Aku tidak melarang kau
untuk menyuruh anakmu melanjutkan penginapan milik keluarga. Tapi, cara mu
salah dengan menghentikan bakat anak mu.
Ayah : Aku tidak
melarangnya. Bakatnya adalah komputer, dan itu bagus untuk masa depan
penginapan kami.
Akira : Heh... Dasar
radio, hanya tahu suaranya tanpa mengetahui wajah penyiarnya.
Ayah : Apa-apaan kau anak
kurang ajar. (Memukul Akira).
Ken : Lebih baik Akira
tidak melawan pukulan itu.
Amii : Kenapa coba?
Tian : Karena Akira lebih
muda, dan itu tidak sopan.
Amii : Tapi, kata-katanya
tadi sudah jelas sekali kalau tidak sopan.
Ken : Bukan, lihatlah di
luar ada Eiji dan Ibunya. Bila Akira melawan dengan fisik berarti sama saja dia
memukul Ibu dan Eiji.
Aiko : Eiji dan Ibunya ada
diluar. Aku harus segera meminta mereka masuk! (Berlari menuju Eiji dan Ibunya
yang berada diluar).
Ibu : Kau.
Aiko : Sudahlah, ayo kita
ke dalam.
(Akira dan Ayah Eiji masih dalam pertengkaran yang serius)
Akira : Baiklah, sekarang
mari kita dengar pilihan dari orang pertama dalam kasus ini. Eiji, katakan
saja. Kami semua akan melindungi mu.
Eiji : Aku, eh... a....
(Yuuko datang dari pintu depang dengan membawa pedang kendo dan
melemparkannya ke Eiji).
Yuuko : Katakan.
Eiji : Ini, ini.
Ayah : Apa-apaan kalian
ini!
Eiji : Ayah, sudahlah
hentian ini semua. Akira-san hanya ingin membantu. Sudahlah jangan membuat
ribut lagi.
Ayah : Tapi, apa masa
depan mu bila kau menang Kendo dan apa untungnya kau ahli dalam kendo? Lalu
siapa yang akan meneruskan usaha keluarga kita?
Ibu : (Berjalan penuh
emosi ke ayah Eiji dan menamparnya). Sudahlah, kau hanya memikirkan tentang
penginapan kecil itu saja setiap hari tanpa memperdulikan kami.
Ayah : Tapi, kalian
sekarang bisa makan dan minum dan menikmati semua fasilitas dari hasil usaha
keluarga kita itu!
Ibu : Lalu kenapa!? Yang
kami butuhkan bukanlah uang. Kami hanya butuh kasih sayang dari seorang
pemimpin rumah tangga. Kau hanya bekerja siang malam untuk hal yang tidak
penting.
Ayah : Tidak penting kata
mu! (Akan menampar Ibu Eiji tapi dihalangi Eiji dan yang tertampar adalah Eiji)
Ken : Wah, ini bakalan
panjang ceritanya.
Ika : Oh tidak....
Yuuko : Golongan tua
memang menyusahkan.
Aiko : Eiji-kun!
Akira : Eiji!
Ibu : Eiji... (Terduduk
menyelamatkan anaknya agar tidak terbentur)
Amii : Hei kau orang tua
yang disana. Beraninya sama istri dan anak sendiri! (Amii berjalan menuju Ayah
Eiji dan memandang langsung). Kau hanya bagaikan kecoa yang kotor, busuk... ah
tidak bahkan kau lebih busuk lagi.
Tian : (Menuju Amii dan
berusaha meredamkan amarahnya). Sudah Amii, kita jangan ikut campur dulu.
Akria : (Bangkit dari
duduknya). Wah, wah, wah. Kelihatannya sudah mulai kelewatan orang tua yang
satu ini. Dasar orang berpandangan sempit, sekarang lihat apa yang telah kau
lakukan pada darah daging mu sendiri!
Ayah : (Terdiam tidak bisa
berkata-kata)
Akira : He, Jawab.... AYO
JAWAB!
Ayah : Apa.... apa yang
sudah aku lakukan?!
Akira : Huf... Menyusahkan.
Bulan depan ada olimpiade Kendo tingkat SMP Se-Jepang. Bila menang, Eiji akan
diterima di SMA manapun bahkan SMA Sakanami yang bergrade tinggi.
Ayah : SMA Sakanami. Ya,
SMA Sakanami....
Eiji : Ayah, terima kasih.
Ayah : Heh....
Eiji : Terima kasih sudah
mau menampar ku. Selama ini kukira hanya Akira-san saja yang mau melakukannya.
Ternyata aku salah, Ayah lebih hebat dalam masalah ini (Tersenyum sambil
menangis bahagia).
Akira : Kini kau sudah
paham, Ryushi-san.
Ayah : (Menangis) Baiklah,
baiklah.... Nak, lakukan apa yang kau mau. Jadilah Atlet Kendo nasional. Buat
aku bangga!
Eiji : Ayah...
(Ketiga orang itu menangis)
Ika : Akhirnya kisah ini
berakhir sampai sini.
Ken : Mungkin kau kira
begitu. Tapi, sebenarnya kisah ini masih panjang.
Tian : Maksud mu untuk
pembuatan cerita ini atau ini sudah epilog.
Ken : Bukan, ini adalah
awal baru dari cerita ini. Narator, ayo lanjutkan!
Akhirnya, Ayah Eiji sepakat untuk membiarkan Eiji mengikuti
kejuaraan Kendo. 1 minggu kemudian Akira mendapatkan sebuah surat yang berisi
surat pemberian ijin kepada seluruh orang yang ada di kedai untuk bisa melihat
Eiji latihan.
Akira : (Mendorng kursi
roda Yuuko). Kelihatannya aku masih penasaran dengan kejadian waktu itu.
Ken : Sudahlah... Lihat,
itu SMP Fukajin.
Akira : SMP ini normal
sekali ya.
Tian : Kau membandingkan
SMP ini dengan SMA kita. Jelas saja berbeda.
Akira : SMA kita...!?
Bukannya situ sudah gak sekolah ya... khu khu khu...
Tian : Ah, sudahlah diam
sana.
(Semua tertawa)
Di depan pintu gerbang Eiji sudah menunggu 7 orang itu. Mereka
bergerak menuju ruang klub kendo yang berada di timur gedung utama sekolah.
Didalam sana, Akira dan yang lain melihat siswa siswi SMP Fukujin berlatih
Kendo dengan semangat.
Seorang pria menyapa Eiji dengan suara yang keras dan semangat.
Pria : Selamat siang Eiji.
Syukurlah, pemain terbaik klub kendo Fukajin bisa ikut lomba bulan depan. Lho,
siapa mereka?
Eiji : Mereka teman-teman
ku. Perkenalkan ini Akira-san.
Akira : Salam kenal...
Eiji : Yang di kursi roda
ini adalah Yuuko-san.
Yuuko : Salam kenal.
Eiji : Ini Aiko-san,
Ken-san, Amii-san, Tian-san, dan Ika-san.
Aiko : Salam kenal.
Ken : Senang bertemu anda.
Amii : Salam kenal.
Tian : Salam kenal.
Ika : Senang bertenu anda.
Pria : Yah, salam kenal.
Aku Matsumoto Ren. Panggil saja aku Ren. Baiklah Eiji, kita latihan sekarang.
YO....
Eiji : YO... (Berlari
menuju kawan-kawannya).
Ren : Kalau kalian ingin
duduk silahkan. Anggap saja kalian tamu kehormatan disini.
Aiko : Tidak usah
repot-repot.
Mereka melihat latihan anak-anak SMP yang masih polos dan penuh
semangat itu. Pandangan Yuuko tidak bisa lepas dari Eiji yang sangat
bersemangat dalam latihan.
Amii : Wah, masa SMP
kuakui sebagai masa yang membara-bara ya.
Tian : Setuju.
Ika : Tapi, kalau terlalu
semangat. Nanti SMAnya bisa malu.
Aiko : Bisa ya...?
Ren : Bagus, sekarang kita
istirahat dulu! Selagi itu, kalian akan aku beri pertandingan antara aku dan
tamu kita.
(Anak-anak itu saling menebak apa yang akan terjadi).
Ren : Baiklah, tidak ada
basa basi lagi. Akira-san dan Ken-san akan bertanding melawan ku!
Akira : Heh, kita?
Ken : Dari awal perasaan
ku sudah tidak enak.
Akira dan Ken pun menerima tantangan itu. Pertama-tama Akira
yang melawan Ren-sensei terlebih dulu.
Akira : Aku biasa
menggunakan alat seperti ini. Ayo silahkan maju.
Ren : Aku tidak akan
sungkan memukul mu dengan ini.
Ken : Siap, mulai..!
(Akira dan Ren saling pukul dan dimenangkan oleh Ren)
Akira : Heh, aku kalah....
memang aku hanya bisa memasak.
Ren : Baiklah, sekarang
saatnya Ken-san.
(Ken ke arena)
Akira : Siap, mulai...!
(Ken dan Ren memulai pertandingan. Dan yang menang sekali lagi
Ren)
Ken : (Terengah-engah)
Anda hebat....
Eiji : Ren-sensei yang
terbaik!!!!
(Semua anak bersorak untuk Ren)
Yah, selingan boleh lah. Dan, 1 bulan berlalu begitu cepat.
Hasil latihan Eiji dan konfilk 1 bulan lalu akan dibakar dalam semangat
festival olahraga kali ini. Sambil berjalan-jalan, 7 orang dari kedai
melihat-lihat festival olahraga yang diadalan 1 tahun sekali ini.
Aiko : Wah, rame ya...
Ika : Bagaikan penonton
yang antri pertunjukan Moccha-chan saja.
Akira : Tapi, apakah akan
sebanyak ini?
Ika : Akira-senpai
kejam...
(Tertawa semua)
Amii : Oya, kapan
pertandingan Eiji akan berlangsung?
Yuuko : Sekitar jam 12
bila dilihat dari catatan yang dibagikan panitia tadi.
Tian : Masih lama sih.
Tapi, Akira...
Akira : Ya...!?
Tian : Kau benar-benar
membuat bendera itu.
Akira : Yah, kau tahu lah.
Aku sedikit terbakar emosi dan semangat pada khasus ini.
Tian : Khasus?! Kau kira
ini kepolisian apa?!
Mereka lalu bertemu dengan orang tua Eiji yang sudah berada di
dekat pintu masuk gor.
Ibu : Ah, Takawa dan
temannya.
Aiko : Ibunya Eiji,
selamat pagi. Kita bertemu lagi disini rupanya.
Ibu : Aiko-chan, aku juga
senang bertemu kalian.
Akira : Heh, paman kita
bertemu lagi. Dan, sepertinya sudah membuat spanduk yang besar untuk mendukung
anaknya.
Ayah : Tentu saja, aku
harus mendukung anak ku. Dan juga, kau membuat bendera untuk mendukung Eiji. Ayo
kita dukung Eiji bersama.
Akira : Teman-teman ayo
kita dukung Eiji.
(Semua Teriak)
Pukul 12 pun tak terasa. Gor pun penuh dengan penonton. Kami
adalah pengantar dan keluarga jadinya mendapat tempat duduk yang agak dekat
dengan arena pertandingan.
Yuuko : (Menarik-narik
baju Aiko).
Aiko : Ada apa?
Yuuko : Gunakan ini.
(Memberikan sebuah ikat kepala yang bertuliskan “BERJUANGLAH EIJI”)
Aiko : Wah, ini buatan
Yuuko-san. Bagusnya. Semuanya, ayo gunakan ikat kepala ini!
Ken : He... Akira, pacar
mu pintar juga dalam membuat hal yang seperti ini.
Akira : Tentu saja,
bakatnya seorang desainer.
Mereka semua memakai ikat kepala itu termasuk aku. Terima kasih
Yuuko-san (Melambai ke Yuuko).
Yuuko : (Melambai)
Sama-sama.
Oke, ayo kita lanjut. Pertandingan Eiji dimulai pada pukul
12.30, dan pertandingan hari ini akan selesai sampai final. Eiji telah menang 4
ronde sebelumnya mengalahkan 4 penantang. Kini, Eiji menuju final. Dan, akan
melawan seorang pemain dari SMP Dakuri yang merupakan musuh bebuyutan SMP Fukajin
di pertandingan Kendo.
Aku tidak peduli, yang penting disini adalah berjuang mendukung
Eiji.... AYO EIJI-KUN, KAU PASTI BISA AYO MENANGKAN....!!!
Akira : Narator kita
berisik sekali.
Ken : Hahaha... sudahlah.
Ayah : Takawa, apa yang
kau lakukan. Jangan diam saja. Lihatlah Eiji sudah masuk lapangan.
(Semuanya berteriak mendukung Eiji)
Dukungan terus bergema di stadion. Bahkan orang yang bukan dari
SMP Fukajin mendukung Eiji.
Wasit : Siap. Mulai.
Akira :
(Mengibar-ngibarkan bendera).
Aiko, Amii, Tian, Ika :
(Teriak-teriak mendukung Eiji).
Ayah & Ibu : (Memegang
spanduk).
Ken & Yuuko : (Melihat
pertandingan dengan serius).
Dan, akhirnya....
Eiji : MEN (Memukul dari
atas), MEN (Dilakukan lagi), MEN (Dilakukan lagi dan kena).
(Wasit menghentikan pertandingan yang dimenangkan oleh Eiji)
MC : Dan, pemenang dari
kejuaraan Kendo tingkat SMP se-Jepang adalah SMP Fukajin...!
(Semua Teriak gembira)
Ibu : (Menangis bahagia)
Ayah : Anak kita berhasil.
HOA.... (Teriak) Itu baru anak ku!
Akira : Eiji berhasil!!!!
Ken : Yes, akhirnya Eiji
sukses.
Dan, kemenangan Eiji itu dirayakan di kedai dengan masakan
spesial buatan Akira. Aku dikasih gak ya?
Akira : Hoi, narator. Ayo
sini, kita makan-makan.
Aiko : Terima kasih sudah
membimbing cerita dari awal hingga akhir.
Terima kasih (Menagis bahagia).
1 Bulan berikutnya lagi.
Sekolah sudah masuk. Dan
kini, Akira dan kawan-kawan harus melanjutkan sekolahnya.
Akira : (Berjalan menuju
sekolah) Liburan musim panas berakhir juga rupanya.
Aiko : Syukurlah, liburan
musim panas kita habiskan dengan menolong orang.
Akira : Yah, syukur lah.
Dan semua hidup dalam
rutinitasnya yang penuh warna.
Agustus 12, 2012
Chapter 6 : Summer Fasting Part 1 (夏 の 空腹時 Part 1)
Yah, seperti
yang diceritakan sebelumnya. Hari ini adalah hari ke 8 di bulan Ramadhan dan
hari ini 765-PRO semuanya melakukan liburan menuju pantai.
“Apa aku
harus ikut? Ini panas....” Kata ku.
“Kalau panas
ya minum saja...” Kata Paman.
“Haduh, aku
akan dosa kalau minum sekarang.”
Aku dan Paman
alias presiden dari 765-PRO sedang bersiap-siap untuk pergi berlibur selama 4
hari di pantai.
“Apa
tempatnya seperti dulu?” Tanya ku.
“Memang uang
kita banyak. Tapi, aku lebih suka kalau kita tetap sederhana.”
“Paman memang
orang yang tidak bakat kaya....”
“Apa
maksudmu?”
“Ya, lupakan
saja.”
Tidak lama,
Producer datang.
“Ah, Producer
selamat pagi.”
“Selamat
pagi, Akira, Chief.”
“Anak muda,
kau kelihatan semangat sekali. Ada apa memang?” Tanya Paman.
“Begini, aku
kemarin telah ditelepon oleh salah satu event organiser. Dan...”
“Dan...” Kata
ku.
“Dan 2 minggu
lagi kita akan melakukan konser di Kyoto.”
“Benarkah?”
Tanya ku.
“Itu benar.
Ryuugu Komachi, Hamatayuma, dan 765-PRO Allstar akan tampil.”
“Biayanya
pasti besar.”
“Ya, seperti
konser musim panas.” Kata Paman.
“Mungkin
saja. Tunggu dulu...... Aaahhh..... tetap pada masa puasa...”
“Semangatlah
Akira” Kata Producer.
“Baiklah...”
Jawab ku melemas.
Kebetulan,
hari ini aku mendapat sewa untuk mini bus dan cukup untuk membawa kita semua.
Jadinya, hari ini kantor 765-PRO akan sepi karena ikut semua.
Tidak lama,
Chihaya datang.
“Semuanya
selamat pagi.” Sapa Chihaya.
“Ah, selamat
pagi.” Jawab ku.
“Selamat
pagi.” Jawab Producer dan Paman.
“Lha, Akira.
Kau masuk saja dengan Chihaya didalam ada Kotori-san mungkin.” Kata Producer.
“Ah,
baiklah.” Jawab ku.
Aku masuk ke
kantor dan duduk di sofa.
“Ah, kenapa
aku harus ikut?” Tanya ku.
“Itu
permintaan presiden `kan...” Kata Kotori.
“Benar
juga...”
“Tapi,
kelihatannya puasa itu sulit, ya.” Kata Chihaya.
“Mungkin bagi
orang awam. Tapi, sebenarnya puasa itu enak.” Kata ku.
Satu-persatu
orang datang dan kami bersiap-siap untuk berangkat. Setelah sampai di stasiun.
“Ini stasiun
aku ngamen biasanya ‘kan...” Kata ku.
“Memang ini
yang dekat ‘kan.” Kata Ami.
“Lagi pula
kenapa kau mengamen kalau sudah jadi Idol?” Lanjut Mami.
“Ok, sekarang
ayo kita berangkat!” Kata Producer.
Kami
berangkat dengan kereta. Ya, tahu lah gimana kereta wisata di Jepang. Aku duduk
bersama Miki yang terus tertidur. Dan dihadapan ku ada Haruka dan Chihaya.
Untungnya tidak ada yang menyadari kami karena keretanya memang sepi.
“Hah....
panas sekali...” Kata ku.
“Kau haus?”
Tanya Haruka.
“Ah, tidak
apa-apa aku harus menahannya.”
“Kelihatannya
berpuasa dimusim panas itu sulit!?” Kata Chihaya.
“Memang, tapi
enak juga....”
Di lain sisi,
ada Ami dan Mami.
“Ara-ara....
Akikan duduk bersama Miki Miki....” Kata Mami.
“Wah, ini
bahaya. Kasihan sekali Miki Miki.” Lanjut Ami.
“Benar
sekali....” Jawab Ami.
“Sudah lah,
kalian berdua ini...” Kata ku.
“Takane, kau
kelihatan menikmati sekali...” Kata Hibiki.
“Ya,
begitulah hidup harus dijalani.” Jawab Takane.
Iori, Yayoi,
Yukiho, dan Makoto duduk bersama dan mereka saling bercerita dan tertawa
bahagia kelihatannya.
“Hahaha....
Apa itu benar?” Kata Makoto.
“Hahaha,
jelas saja kan...” Jawab Iori.
“Tapi, kelihatannya
itu tidak mungkin..” Lanjut Yukiho.
“Haha...
Lucu... hahaha..” Lanjut Yayoi.
“Kelihatannya
mereka menikmati ini. Jadi jadwal yang padat juga merusak suasana...” Kata ku
dalam hati.
Sekitar 1,5
jam perjalanan, kami sudah hampir samapai ke stasiun berikutnya di dekat
pantai.
“Akira-san
bangun.... Pantai sudah dekat..!” Seru Haruka.
“Ah, ya,
pantai festival? Apa maksud mu?” Kata ku sambil mengantuk.
“Hehe....
Akikan tidur bersama Miki Miki....” Kata Ami.
“Mencurigakan....”
Lanjut Ami.
“Sudah lah...!”
Kata ku.
“Ah, langsung
bangun....” Kata Chihaya.
“Eh, benar
juga...” Kata ku.
“Yay, sukses
besar...” Kata Ami dan Mami.
Kami samapai
di stasiun dan langsung menuju pantai.
“Hagh....
Pantai ini panas sekali.....” Kata ku dibawah payung.
Pantai memang
panas untuk bulan puasa di musim panas.
Aku hanya
melihat mereka bermain air dan pasir jadi seolah-olah mereka bukan seorang
Idol. Tapi, tetap saja, fans tahu dimana kita.
“Kau pasti
Akira-sama... pemain saxophone dari 765-PRO...”
“Ah,
kalian.... siapa?”
“Wah... ini
benar-benar Akira-sama...!” Seru fans ku.
“Wah, wah....
kalian tolong jangan mengganggunya....” Kata Producer.
“Huu....
dasar...”
Mereka pun
pergi menjauh dari kami.
“Ah, terima
kasih, Producer.” Kata ku.
“Ya,
sama-sama. Tapi, apa kau tidak ingin jalan-jalan. Kalau bermalas-malasan saja
nanti tuhan mu marah...”
“Iya sih,
tapi.... ah baiklah...” kata ku.
Aku memilih
untuk jalan-jalan menuju tebing di sekitar pantai. Sambil berjalan di sekitar
tebing aku terus berfikir.
“Semua sudah
memakai alat itu ya.... berarti efek battle field sudah tidak berpengaruh pada
mereka. Aku harus hati-hati ini dengan serangan Genesis. Aku juga kini bisa
menghubungi mereka sesuka ku. Wah, sulit juga tugas yang ini..”
Aku
memutuskan untuk menghubungi Aiko.
“Hallo Assalamualaikum...”
“Walaikumsalam.
Aiko, bagaimana keadaan kedai?”
“Ya,
alhamdulillah baik-baik saja. Hanya saja.... tahun ini mungkin akan menjadi
bulan puasa yang sepi karena tidak ada kakak.”
“Mungkin...”
“Tapi, kakak
harus tetap berusaha... semangat demi tugas...”
“Ya, memang
begitu.”
“Lagi pula,
di dunia ini kakak akhirnya tahu bagaimana rasanya dipenjara `kan...”
“Itu bukan
pengalaman yang bagus. Ok, jaga diri ya. Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam.”
Tidak lama,
Inukai-sensei menghubungi ku....
“Akira, bahaya....
Tempat dimana kau berdiri sekarang dekat sekali dengan jalur Neuroi dari Strike
Witches-sekai.”
“Ha....
jangan bulan ini....”
“Arahnya
sekitar 70 derajat ke arah selatan dari tempatmu berdiri...”
“Ok, aku
kesana... Tapi, efek battle field....”
“Aku tahu
itu... jadi hati-hati...”
Telepon
terputus.
“Battle
field...”
Battle field
effect sudah aktif. Tapi, kelihatannya ada yang tahu kalau aku disini. Dan
orang itu adalah Makoto dan Yukiho.
“Apa yang kau
lakukan?” Tanya Makoto.
“He....
Hah... mengejutkan ku saja. Apa ada yang membawa arloji atau HP?” Tanya ku.
“Ya,
kebetulan.... he...” Kata Makoto.
“Kenapa?”
Tanya Yukiho.
“Waktunya
berhenti....”
“Mungkin jam
mu rusak...” Kata Yukiho.
“Bukan...
intinya kalau sekarang waktu berhenti peringatkan semua untuk pergi dari pantai
menuju arah utara...” Kata ku.
“Kenapa?”
Tanya Yukiho.
“Sudah
lah.... lakukan atau kalian dalam bahaya...”
“Ya,
baiklah....” Kata mereka semua setelah melihat wajah ku yang kelihatannya
serius.
Setelah aku
yakin mereka tidak melihat ku.
“Youso
Kaze....!”
Sayap keluar
dan aku terbang menuju 70 derajat arah selatan.
“Astaghfirllah...
besar sekali...” kata ku.
Dan, ternyata
Neuroi itu tahu keberadaan ku dan menyerang tepat kearah ku.
“Adada....
kau pintar juga untuk mahluk tanpa otak.” Kata ku.
Aku berganti
elemen ke Youso Mizu karena pertempuran kita di atas laut.
“Sial, aku
tidak bisa melihat titik lemahnya. Summon Gear, Strike Witches, Sakamoto Mio!”
Kata ku untuk
mensummon Sakamoto Mio dari Strike Witches-sekai. Yang kita tahu selama ini....
dia punya kemampuan untuk melihat titik lemah Neuroi.
“Kau
memanggil ku?”
“Sudah
pasti...”
“Dimana
Neuroi itu?”
“Tepat
dibawah mu...”
“Wha...”
Teriaknya sembari menghindari serangan Neuroi itu.
“Lincah juga
untuk Neuroi yang besar.”
Mio tetap
mencari titik lemah Neuroi itu tapi tetap tidak berguna. Dan tekanan air yang
aku keluarkan tetap tidak berguna.
“Ya Allah....
puasa ini akan menjadi bulan yang sulit....” Kata ku.
“Sudah
ketemu.... ada di bagian tengah tubuhnya. Tapi, itu bagian yang paling tebal.
Sekitar 7-8 ledakan di tempat yang sama agar terjadi lubang. Lagi pula ledakan
itu harus cepat.”
“Itu sulit.
Tapi bisa gunakan ilmu fisika.”
“Apa?”
“Pemuaian
yang jelas.”
Aku
menggunakan Youso Mizu lagi dan membekukan titik itu. Lalu aku gunakan Youso Hi
untuk meledakkannya.
“Ah...
sedikit lagi... ini harus cepat...”
Langkah yang
sama kuulangi sekali lagi. Tapi, Neuroi itu mulai menyerang bawah. Ku lihat
dibawah masih ada Producer.
“Bahaya....!”
Kata ku lalu aku turun dengan cepat mendahului serangan itu untuk menyelamatkan
Producer.
“Takawa, itu
bahaya..! Aduh....” Seru Mio.
“Producer
awas..!” Teriak ku.
“Akira...
eh...” Kata Producer.
Untung saja
aku masih bisa menyelamatkan Producer meski kaki ku sedikit terkena serangan
itu.
“Apa itu
tadi?” Tanya Producer.
“Bukannya
Yukiho menyuruh mu untuk pergi dari sini?”
“Memang, tapi
kami mengkhawatirkan mu.”
Aku mencoba
untuk menyambungkan saluran kepada yang lain.
“Semuanya
dengarkan aku. Sebisa mungkin kalian menghindar dari pergerakan yang
tiba-tiba.... ini perintah... Producer bersama ku aku harap kalian mau
bersabar.” Kata ku.
Ternyata,
suasana di tempat penginapan menjadi panik karena berita ku tadi.
“Apa....?!
ini bahaya...” Kata Chihaya.
“Jadi ini
yang dimaksud Akira-san tadi...” Kata Makoto.
“Semuanya,
ayo ikuti kata-kata Akira-san. Dan kita harus berdoa semoga semua baik-baik
saja.” Kata Haruka memberi semangat.
“Sebenarnya,
Akira itu siapa, ya?” tanya Ritsuko.
“Aku sendiri
juga tidak tahu.” Jawab Kotori.
“Tapi, dia
orangya menarik. Meski membahayakan.... tapi dia orang yang menarik.” Kata
Paman.
Kembali ke
pertempuran.
Kaki ku
terasa sakit hingga ku nyaris tidak bisa berdiri.
“Ah, sial....
Summon, High School DXD, Asia, Aiko keluarlah...”
Asia dari
High School DXD keluar dan mengobati diri ku.
“Akira...
sebenarnya kau siapa?”
“Siapa pun
aku. Yang pasti itu akan membuat mu tidak percaya. Jadi, sekarang diam saja
disini dan jangan kemana-mana.
Aiko juga
keluar.
“Kakak....
tidak apa-apa?”
“Kau bisa
melihatnya sendiri...”
“Akira-san
jangan memaksakan diri..” Kata Asia.
“Kakak?
Jangan-jangan dia...”
“Benar... dia
sodara kembar perempuan ku.”
“Kakak, aku
akan membantu Mio-san.”
“Lakukan...”
Aiko lalu
membantu Mio yang ada di atas. Dan Asia tetap memulihkan kaki ku.
“Akira, aku
masih tidak mengerti siapa dirimu.”
“Aku janji.
Kalau aku masih hidup, akan aku ceritakan apa yang terjadi sebenarnya.”
“Baiklah,
sudah seleai.”
“Terima kasih
Asia-san sekarang kembalilah.”
Asia kembali
dan aku menggunakan Youso Ongaku.
“Akan aku
getarkan dia. Producer, tetap disini ya...” Kata ku.
Aku kembali
ke tempat bertarung.
“Awas kau
mahluk hitam merah yang tidak berguna....”
Aku langsung
memainkan musik yang cukup membengkakkan telinga.
“Jadi dia
menggunakan cara lain...” Kata Mio.
“Kakak
hebat...”
Musik yang
cukup keras itu rupanya merusak tubuh Neuroi itu. Hingga akhirnya...
“Aiko...
Tembak benda itu..!” Teriak ku.
Aiko lalu
menembahnya dengan Youso Hi dan berhasil menghancurkan benda itu.
“Ma, tugas ku
disini sudah selesai... baiklah saatnya pulang.” Kata Mio dan dia menghilang.
Aiko lalu aku
tarik kembali dan kembali ke dunia asal. Aku lalu kembali menuju Producer dan
membuatnya pingsan dengan memukul kepala bagian belakangnya.
“Maafkan
aku Producer.” Kata ku.
Aku lalu
membawa Producer menuju penginapan kami. Sesampainya disana kebetulan efek
Battle Field sudah aku buang.
“Akira,
Producer...” Kata semuanya.
“Kami
pulang...” Kata ku.
“Apa yang
terjadi?” Tanya Kotori.
“Maafkan aku
Kotori-san. Aku tidak bisa memberitahu mu.”
“Lalu kenapa
Producer pingsan?” Tanya Ritsuko.
“Itu bisa
dibilang penyelamatan (maksudnya penyelamatan rahasia diri ku).”
“Penyelamatan...”
Kata mereka semua kebingungan.
Producer aku
bawa ke kamarnya dan sorenya dia bangun.
“Ah, apa yang
terjadi?”
“Wah, Selamat
Sore Producer...”
“Akira....
apa yang terjadi?”
“Kau pingsan
karena panas di pantai tadi...”
“Ah,
jadi..... tadi hanya mimpi...”
“Mimpi...?!”
“Ya, aku
bermimpi kau melawan sebuah pesawat besar sekali. Pesawat itu berwarna merah
dan hitam. Kau bisa terbang, kau memeiliki sayap. Kau juga memaggil seorang
wanita bertutup mata sebelah dan seorang wanita yang kau kata itu adik kembar
mu.”
“Wah, itu
mimpi yang bagus. Bagus itu kalau dibuat cerita.”
“Aku serius!”
“Ya, maaf
maaf. Oya, apa kau tidak ingin ke pantai? Semuanya ada disana sekarang untuk melihat
matahari terbenam.”
“Baiklah, aku
akan pergi. Lalu, bagaimana dengan mu?”
“Aku akan
menyiapkan buka puasa.”
“Baiklah aku
akan pergi...”
Producer
pergi menuju pantai. Tapi, aku tetap disini untuk mempersiapkan makan malam
semua dan juga buka puasa ku.
Aku menuju
dapur.
“Ah, kau dari
765-PRO. Ada yang bisa aku bantu?” Tanya bibi pemilih rumah.
“Apa aku bisa
membantu memasak untuk yang lain?”
“Ah,
silahkan.... bila itu tidak merepotkan mu.”
“Pasti tidak.
Aku hanya ingin anda membantu ku saat mencicipi makanan dan juga menghitung
waktu ku.”
“Waktu?”
“30 menit dan
semua selesai.”
“Apa kau
yakin?”
“Tenang saja
bibi. Aku biasanya juga 20 menit.”
“Baiklah.
Sampai jarum panjang di angka 9.”
“Bismillah....
Ayo mulai...”
Aku
memutuskan untuk membuat nasi Soto dengan daging dan kunir yang aku bawa
sendiri dari dunia ku.
“Apa kau
tidak ingin menggunakan daging di kulkas?”
“Ah, tidak
apa-apa. Ini cukup untuk semuanya. 4 Kg apa tidak cukup?”
“Aku tidak
tahu...” Kata Bibi pemilik rumah bingung.
“Ah, ya anda
bukan Aiko... maaf...”
“Ah, tidak
apa-apa...”
Soto sedag
dimasak. Masalahnya adalah aku lupa membawa santan untuk membuat kolak.
“Bibi, apakah
bibi punya kelapa? Atau santan?”
“Kalau kelapa
ada. Tapi, santan??”
“Baiklah
tidak apa-apa.”
Aku menuju
belakang. Memecahkan kelapa dan aku ambil dagingnya untuk ku buat santan.
“Tidak perlu
kental-kental.”
“Wah, kau
memang pria yang pintar memasak. Apa kau memiliki kedai?”
“Di tempat
asal ku memang aku memiliki kedai.”
“Pantas
saja....”
20 menit
berlalu dan aku tinggal menunggu Sotonya matang, nasinya matang, kolak .
“Sekarang aku
akan menyiapkan tempat untuk makan.”
“Baiklah, kau
bisa menggunakan tempat makan utama.”
“Ah, terima
kasih.”
Aku berlari
menuju ruang utama.
“Sial, buka
puasa dan semuanya akan datang 10 menit lagi.”
Untungnya
Bibi pemilik rumah membantu ku. Dan, tepat saat semuanya datang dan waktu buka
puasa tiba semua sudah selesai.
“Ah- hah-
hah.... lelah sekali.” Kata ku.
“Kau memang
orang yang hebat.”
“Terimakasih
bibi.”
Mereka semua
aku sambut.
“Ok, semuanya
selamat datang. Sekarang ayo kita makan.”
“Ada apa,
Akira?” Tanya Producer.
“Sudahlah...”
Aku
menggiring mereka menuju ruang makan utama.
“Wah, ini....
makan malam...” Kata Haruka.
“Ayo
serang...!” Seru Hibiki.
Mereka semua
duduk di tempat masing-masing. Setelah duduk, mereka bingung.
“Ini makanan
apa?” Tanya Mami.
“Warnanya
kuning...” Lanjut Ami.
“Isinya
daging...” Kata Hibiki.
“Tapi, baunya
sedap.” Kata Makoto.
“Minumnya
juga berisi labu. Dan pisang...” Kata Yukiho.
“Sudahlah....
sekarang saatnya kita makan.” Kata ku.
“SELAMAT
MAKAN!” Kata mereka semua.
“Wah, ini
enak...” Kata Hibiki.
“Aku serasa
hidup kembali...” Lanjut Haruka.
“Akira-kun,
tak ku sangka kau bisa memasak seenak ini.” Kata Paman.
“Ya,
terimakasih.”
“Tapi, aku
tidak bisa mengira kalau Akira bisa memasak.” Kata Ritsuko.
“Haha.... itu
menyakitkan sedikit.” Kata ku.
Aku senang
karena mereka semua menyukai masakan ku.
“Ah, aku tadi
melihat poster di dekat pantai. Di dekat sini katanya sedang ada festival musim
panas.” Kata Producer.
“Ah, itu benar...”
Kata Bibi pemilik rumah.
“He....
menarik juga.... ayo nanti kita kesana.” Kata ku.
“Kalian para
gadis apa tidak ingin ikut lomba putri yukata disana?” Tanya Bibi pemilik
rumah.
“Putri
Yukata?” Tanya Miki.
“Itu seperti
kontes kecantikan dengan memakai Yukata.” Jawab Chihaya.
“Kalau kalian
mau ikut bisa menggunakan Yukata milik ku. Jumlahnya banyak, silahkan pilih.”
Aku melirik
ke arah Ritsuko. Kelihatannya dia memiliki suatu rencana.
“Semuanya
yang perempuan ayo kemari!” Kata Ritsuko.
Aku,
Producer, dan Paman hanya diam dan kebingungan dengan apa yang sedang mereka
bicarakan.
Apa yang akan
terjadi selanjutnya?
Next Chapter : Summer Fasting Part 2 (夏 の 空腹時 Part 2).
Langganan:
Postingan (Atom)