“Ok semua....
Hari ini kita akan melaksanakan foto untuk promosi lagi...” Kata producer di
pagi yang cukup cerah.
“Waha...
Nii-chan ingin kita foto lagi...” Kata Ami.
“Wah, ini
mencurigakan. Jangan-jangan.” Kata Mami.
“Sudah
lah...” Kata ku.
“Yang ingin
pulang dulu untuk mengambil baju silahkan.”
“Baik...”
Kata kami semua.
“Haha....
hari ini akhirnya foto lagi.... lama sekali kita tidak seperti ini.” Kata
Haruka.
“A.... Benar
juga.” Lanjut Makoto.
“Tapi,
mendadak sekali.” Kata ku.
“Ya, karena
kita terlalu sibuk.” Jawab Makoto.
“Memang
kalian sibuk. Tapi, aku masih belum laku.” Kata ku sambil ke pojokan.
“Sudahlah.....”
Jawab Haruka.
“Takane-oneechan
akan memakai baju seperti apa?” Tanya Ami.
“Apa seperti
waktu itu?” Lanjut Mami.
“Aku.... Akan
memakai baju yang menunjukkan siapa diriku.”
“Tapi, kalau
pakaian tidak sesuai pose. Nanti bakal repot. Dan pasti, Ami, Mami jangan
lakuakan hal konyol seperti dulu.” Kata ku.
“Hehe.... Akikan
terlalu memuji...” Kata Ami.
“Benar, aku
sampai terharu.” Lanjut Mami.
“Siapa yang
memuji kalian...!”
“Akira, ini
kesempatan mu untuk melakukan promosi.” Kata Ritsuko.
“Memang...”
Jawab ku.
Kami semua
pulang untuk mempersiapkan baju untuk foto promosi.
“Haduh....
harus pakai baju apa ya?”
Aiko menelpon
ku.
“Kakak
sekarang saatnya foto. Bagaimana kalau aku membantu memilihkan baju?”
“Kalau begitu
masuklah ke dunia ini!”
“Kakak
sekarang dimana?”
“Di hotel,
jadi tenang saja.”
Aiko lalu
keluar dari tubuh ku dan memilihkan baju.
“Kakak ingin
berpose seperti apa?”
“Mungkin
dengan gitar dan saxophone.”
“Kalau
begitu, pakai jas tapi dalamannya kaos dan memakai jeans hitam lalu sepatunya
yang putih hitam ini saja.”
“O... aku
tahu maksud mu. Ok, Aiko terima kasih.”
“Kita kan
saudara.”
“Kembar
pula...”
“Benar. Lha
sebentar lagi pemotretan, ayo segera. Kakak terbang saja nanti turun di
langit-langit 765 pro.”
“Ah, benar
juga itu lebih efisien.”
Aiko lalu
masuk kembali dalam tubuh ku dan masuk ke SOM-sekai. Setelah itu, aku keluar
dan terbang menuju 765 dan sampai melalui atap. Setelah sampai, aku menuju
ruangan biasanya. Ternyata hampir semua sudah datang.
“Ah,
Akira-san sudah selesai kau rupanya.” Sapa Yukiho.
“Ya
begitulah.”
“Akira-san
akan memakai baju apa?” tanya Haruka.
“Ya, itu aku
rahasiakan sampai nanti.”
Producer
masuk ke ruangan dan mengajak untuk pergi menuju studio.
“Ayo, semua
sudah siap sekarang kita berangkat menuju studio.”
“Yo....” Kata
kita semua.
Sampai di
studio yang dimaksud. Ternyata studio foto itu adalah studio foto yang sangat
terkenal karena banyak artis dari berbagai rumah produksi foto untuk promosi di
situ.
“Wah....
besar sekali...” Kata ku.
“Akira, apa
kau tidak pernah ke tempat seperti ini?” tanya producer.
“Ya, bisa
dibilang belum. Kan aku dulu adalah seorang pengamen.”
“Tapi kau
tinggal di hotel yang mewah...”
“Itu urusan
lain...”
“Baiklah...”
kata mereka semua.
Kami menuju
studio nomor 15 untuk foto. Aku mendapat urutan terakhir.
“Yah, bagus
lah gak awal.” Kata ku dalam hati.
“Semua
siap-siap.” Teriak Producer.
Kami semua
menuju kamar ganti. Karena aku hanya laki-laki sendiri, maka aku mengalah dan
memilih untuk mengganti baju ku di kamar mandi pria. Ada kejadian aneh saat aku
mengganti pakaian. Setelah aku selesai mengganti pakaian ku dan akan make up,
aku melihat ada bayangan dibelakang ku. Setelah aku toleh kebelakang tidak ada
apa-apa.
Bayangan itu
semakin jelas. Aku melihat jam tangan ku dan ternyata waktu terhenti. Aku
keluar menuju ruangan foto dan semua orang terhenti bahkan pulpen milik
Producer yang terjatuh berada di udara.
Aku kembali
menuju ke kamar mandi lagi dan melihat bayangan itu seakan-akan menunggu ku di
dalam cermin.
“Siapa kau,
apa maumu?”
“Aku hanya
ingin mengantarkan pesan untuk mu, Youso.”
“Kau tahu
aku?”
“Aku adalah
pengantar pesan dari Genesis. Ketua kami mengatakan akan melakukan suatu
rencana. Pastikan kau sudah menulis semua kemungkinan yang ada karena kau akan
tidak mengira apa yang akan terjadi.”
“Bagaimana
aku bisa percaya dengan mu. Kau ini Genesis.”
“Aku hanya
pengantar pesan, setelah pesan ini tersampaikan, aku akan mati dan
mengghilang.”
“Ok,
lanjutkan.”
“Intinya,
pemimpin kami akan memperingatkan mu untuk menyerah.”
“Sampaikan
padanya, aku tidak akan menyerah. Selain aku akan menjadi Idol di dunia ini,
aku akan melindungi dunia ini semampu ku.”
“Baiklah akan
aku sampaikan.”
“Cepatlah,
lalu matilah.”
Bayangan itu
lalu menghilang dan waktu mulai berjalan normal.
Aku kembali
menuju ruang foto dan melihat semua sudah siap.
“Baiklah,
sekarang kita mulai foto!” Kata kameramen.
Foto pertama
adalah Haruka.
“Ya,
begitulah dia. Selalu semangat...” Kata Producer.
“Wah, wah,
Nii-chan jangan-jangan.” Kata Mami.
“Ini perlu
dicurigai.” Lanjut Ami.
“Hoi... sudah
lah.” Gentak Producer.
“Kya...
Nii-chan menakutkan.” Kata mereka sambil berlari menjauh.
“Producer-san...”
Sapa Chihaya.
“Ah, Chihaya
sekarang giliran mu.”
“Ya, benar.
Tapi, apa aku harus tersenyum?” Tanyanya.
Aku mendekat
dan berkata, “Senyum atau tidak itu tergantung hati mu. Kalau kau lagi tidak
enak tersenyum ya jangan.”
“Ah,
Takawa-san. Terima kasih.” Kata Chihaya dan dia pergi menuju tempat foto.
“Kau memang
berbakat menjadi produser.” Kata Producer.
“Ma ma, itu
hanya kebetulan.” Kata ku.
Makoto;
Yukiho;
Miki;
Azusa-san;
Iori;
Hibiki;
Ami;
Mami;
Yayoi;
Takane;
Dan sekarang
waktu ku.
“Wah....
pemusik rupanya.” Kata kameramen.
Aku maju
dngan memegang saxsophone ku.
“Kamera-san....
Bolehkah kalau kau memotret ku selagi aku bermain?”
“Ah, tentu
saja 3 potret.... ada lagi?”
“Aku nanti
juga akan menggunakan gitar. Tolong cara yang sama.”
“Ok...”
Aku pun mulai
bermain saxsophone....
“Wah wah, kau
keren juga....”
“Terima
kasih”
“Sekarang
ambil gitar mu ayo kita foto yang kedua...”
Aku mengambil
gitar dan memainkan Cannon Rock dengan semangat.
“He.....
Akira ternyata hebat juga kalau bermain musik.” Kata Ritsuko.
“Oleh karena
itu aku mengajaknya ke 765-pro.”
“Tapi, apa
kau tahu alasan kenapa Akira memanggil pressiden dengan kata-kata paman?”
“Ya, Chief
meminta ku untuk merahasiakannya.”
“He, curang.”
“Ok,
selesai.” Kata kameramen.
“Terima kasih
banyak.”
Tidak lama,
aku punya ide. Karena aku sebagai produser juga, aku akan membuat sejenis
Ryuuguu Komachi.
“Ok akan aku
buat proposalnya...” kata kudalam hati.
Sorenya.....
Hasil foto
sudah selesai semua dan dikirim ke kantor 765-pro.
“Whoa.....
Akira-san keren...” Kata Yayoi setelah melihat foto ku.
“Begitu kah?”
“Sini-sini
biarkan nenek ini melihat.” Kata Ami.
“Benar, gitar
itu cocok sekali dengan Akikan.” Lanjut Mami.
“Kan sudah
aku bilang jangan panggil aku kaleng kosong.”
“Habis, kau
yang paling sering bermain musik jadi berisik seperti kaleng kosong...” Jelas
Ami.
“Ah, itu
menyakitkan Ami.” Kata ku.
“Wah,
setidaknya ini bagus. Aku suka melihat wajah mu Chihaya-chan.” Kata Haruka.
“Begitukah?
Akira-san mengatakan aku harus berpose sesuai perasaan ku.”
“Benar,
ternyata Akira-san berjiwa seorang produser daripada Idol.” Lanjut Haruka.
“Tapi,
kemampuannya sebagai musisi perlu dilihat.” Kata Makoto.
“Benar,
musiknya kadang enak didengar meski kita tidak tahu maksudnya.” Lanjut Yukiho.
“Wah wah,
Akira, aku suka dengan foto mu yang membawa gitar ini.” Kata Azusa.
“Ahaha...
kalian terlalu memuji. Tapi aku lebih suka melihat foto kita bersama yang ini.”
Fotonya
adalah foto ku memegang saxsophone dan Makoto memegang gitar lalu kami semua
duduk di set seperti sungai di tengah hutan.
“Aku juga...”
Jawab Producer.
Kami bersuka
ria saat itu....
“Oya,
Producer apa kau ada waktu?” Kata ku.
“Ah, apa?”
“Ritsuko-san
dan Kotori-san juga.”
“Ah, ya?”
Aku mengajak
mereka menuju tempat duduk para official.
“Ada apa?”
“Aku bingung
bagaimana caranya mengajukan suatu rencana ke presiden?”
“Ah, apa kau
akan membuat sesuatu seperti Ryuuguu Komachi?” Tanya Ritsuko.
“Ya,
begitulah. Tapi, bukan seperti Ryuuguu Komachi. Nanti aku akan dibilang
plagiat.”
“Jadi?”
Lanjut Producer.
“Aku akan
membuat sebuah band dengan anak-anak 765-pro.”
“Ah, itu ide
yang bagus. Dan kau jadi produsernya.” Seru Kotori-san.
“Akan aku
e-mail kau nanti. Aku akan beri contoh proposal ku saat Ryuuguu Komachi dulu.”
Kata Ritsuko-san.
“Ok,
Terimakasih.”
Hibiki
mendekati kami dan bertanya, “Akira-san, Producer sedang bicara apa?”
“Intinya
kejutan.” Kata ku.
“He.... apa
itu?”
“Pokoknya
kejutan.” Kata ku menggoda.
“Ah, tidak
asik.”
Seblulan
berikutnya....
“Baiklah, aku
tertarik dengan usul mu itu Akira.”
“Benarkah?”
“Ya, aku
tidak pernah membayangkan kau akan memiliki ide seperti itu.”
“Jadi nanti
kalau ada beberapa lagu yang tidak menggunakan electric music, bisa menggunakan
band music.”
“O, aku tidak
pernah terpikir hal itu. Kau memang keponakan ku yang hebat.”
“Terimakasih
Paman.”
“Baiklah, aku
serahkan semua tanggung jawab itu pada mu. Tapi, apa nama band yang akan kau
bentuk?”
“Itu bisa
dipikir nanti.”
“Hahaha....
kau anak yang menarik.”
Bagaimanakah
ide ku nanti? Siapa yang akan mengisi tempat band tersebut? Apa tujuan Genesis
memperingatkan ku?
Next Chapter
:It’s You And Me (此れ わ 君 と 私)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar