Juli 13, 2012

Chapter 2 Starting In Here (此処 の 初めて)


“Ok semua.... Hari ini kita akan melaksanakan foto untuk promosi lagi...” Kata producer di pagi yang cukup cerah.
“Waha... Nii-chan ingin kita foto lagi...” Kata Ami.
“Wah, ini mencurigakan. Jangan-jangan.” Kata Mami.
“Sudah lah...” Kata ku.
“Yang ingin pulang dulu untuk mengambil baju silahkan.”
“Baik...” Kata kami semua.
“Haha.... hari ini akhirnya foto lagi.... lama sekali kita tidak seperti ini.” Kata Haruka.
“A.... Benar juga.” Lanjut Makoto.
“Tapi, mendadak sekali.” Kata ku.
“Ya, karena kita terlalu sibuk.” Jawab Makoto.
“Memang kalian sibuk. Tapi, aku masih belum laku.” Kata ku sambil ke pojokan.
“Sudahlah.....” Jawab Haruka.
“Takane-oneechan akan memakai baju seperti apa?” Tanya Ami.
“Apa seperti waktu itu?” Lanjut Mami.
“Aku.... Akan memakai baju yang menunjukkan siapa diriku.”
“Tapi, kalau pakaian tidak sesuai pose. Nanti bakal repot. Dan pasti, Ami, Mami jangan lakuakan hal konyol seperti dulu.” Kata ku.
“Hehe.... Akikan terlalu memuji...” Kata Ami.
“Benar, aku sampai terharu.” Lanjut Mami.
“Siapa yang memuji kalian...!”
“Akira, ini kesempatan mu untuk melakukan promosi.” Kata Ritsuko.
“Memang...” Jawab ku.
Kami semua pulang untuk mempersiapkan baju untuk foto promosi.
“Haduh.... harus pakai baju apa ya?”
Aiko menelpon ku.
“Kakak sekarang saatnya foto. Bagaimana kalau aku membantu memilihkan baju?”
“Kalau begitu masuklah ke dunia ini!”
“Kakak sekarang dimana?”
“Di hotel, jadi tenang saja.”
Aiko lalu keluar dari tubuh ku dan memilihkan baju.
“Kakak ingin berpose seperti apa?”
“Mungkin dengan gitar dan saxophone.”
“Kalau begitu, pakai jas tapi dalamannya kaos dan memakai jeans hitam lalu sepatunya yang putih hitam ini saja.”
“O... aku tahu maksud mu. Ok, Aiko terima kasih.”
“Kita kan saudara.”
“Kembar pula...”
“Benar. Lha sebentar lagi pemotretan, ayo segera. Kakak terbang saja nanti turun di langit-langit 765 pro.”
“Ah, benar juga itu lebih efisien.”
Aiko lalu masuk kembali dalam tubuh ku dan masuk ke SOM-sekai. Setelah itu, aku keluar dan terbang menuju 765 dan sampai melalui atap. Setelah sampai, aku menuju ruangan biasanya. Ternyata hampir semua sudah datang.
“Ah, Akira-san sudah selesai kau rupanya.” Sapa Yukiho.
“Ya begitulah.”
“Akira-san akan memakai baju apa?” tanya Haruka.
“Ya, itu aku rahasiakan sampai nanti.”
Producer masuk ke ruangan dan mengajak untuk pergi menuju studio.
“Ayo, semua sudah siap sekarang kita berangkat menuju studio.”
“Yo....” Kata kita semua.
Sampai di studio yang dimaksud. Ternyata studio foto itu adalah studio foto yang sangat terkenal karena banyak artis dari berbagai rumah produksi foto untuk promosi di situ.
“Wah.... besar sekali...” Kata ku.
“Akira, apa kau tidak pernah ke tempat seperti ini?” tanya producer.
“Ya, bisa dibilang belum. Kan aku dulu adalah seorang pengamen.”
“Tapi kau tinggal di hotel yang mewah...”
“Itu urusan lain...”
“Baiklah...” kata mereka semua.
Kami menuju studio nomor 15 untuk foto. Aku mendapat urutan terakhir.
“Yah, bagus lah gak awal.” Kata ku dalam hati.
“Semua siap-siap.” Teriak Producer.
Kami semua menuju kamar ganti. Karena aku hanya laki-laki sendiri, maka aku mengalah dan memilih untuk mengganti baju ku di kamar mandi pria. Ada kejadian aneh saat aku mengganti pakaian. Setelah aku selesai mengganti pakaian ku dan akan make up, aku melihat ada bayangan dibelakang ku. Setelah aku toleh kebelakang tidak ada apa-apa.
Bayangan itu semakin jelas. Aku melihat jam tangan ku dan ternyata waktu terhenti. Aku keluar menuju ruangan foto dan semua orang terhenti bahkan pulpen milik Producer yang terjatuh berada di udara.
Aku kembali menuju ke kamar mandi lagi dan melihat bayangan itu seakan-akan menunggu ku di dalam cermin.
“Siapa kau, apa maumu?”
“Aku hanya ingin mengantarkan pesan untuk mu, Youso.”
“Kau tahu aku?”
“Aku adalah pengantar pesan dari Genesis. Ketua kami mengatakan akan melakukan suatu rencana. Pastikan kau sudah menulis semua kemungkinan yang ada karena kau akan tidak mengira apa yang akan terjadi.”
“Bagaimana aku bisa percaya dengan mu. Kau ini Genesis.”
“Aku hanya pengantar pesan, setelah pesan ini tersampaikan, aku akan mati dan mengghilang.”
“Ok, lanjutkan.”
“Intinya, pemimpin kami akan memperingatkan mu untuk menyerah.”
“Sampaikan padanya, aku tidak akan menyerah. Selain aku akan menjadi Idol di dunia ini, aku akan melindungi dunia ini semampu ku.”
“Baiklah akan aku sampaikan.”
“Cepatlah, lalu matilah.”
Bayangan itu lalu menghilang dan waktu mulai berjalan normal.
Aku kembali menuju ruang foto dan melihat semua sudah siap.
“Baiklah, sekarang kita mulai foto!” Kata kameramen.
Foto pertama adalah Haruka.
“Ya, begitulah dia. Selalu semangat...” Kata Producer.
“Wah, wah, Nii-chan jangan-jangan.” Kata Mami.
“Ini perlu dicurigai.” Lanjut Ami.
“Hoi... sudah lah.” Gentak Producer.
“Kya... Nii-chan menakutkan.” Kata mereka sambil berlari menjauh.
“Producer-san...” Sapa Chihaya.
“Ah, Chihaya sekarang giliran mu.”
“Ya, benar. Tapi, apa aku harus tersenyum?” Tanyanya.
Aku mendekat dan berkata, “Senyum atau tidak itu tergantung hati mu. Kalau kau lagi tidak enak tersenyum ya jangan.”
“Ah, Takawa-san. Terima kasih.” Kata Chihaya dan dia pergi menuju tempat foto.
“Kau memang berbakat menjadi produser.” Kata Producer.
“Ma ma, itu hanya kebetulan.” Kata ku.
Makoto;
Yukiho;
Miki;
Azusa-san;
Iori;
Hibiki;
Ami;
Mami;
Yayoi;
Takane;
Dan sekarang waktu ku.
“Wah.... pemusik rupanya.” Kata kameramen.
Aku maju dngan memegang saxsophone ku.
“Kamera-san.... Bolehkah kalau kau memotret ku selagi aku bermain?”
“Ah, tentu saja 3 potret.... ada lagi?”
“Aku nanti juga akan menggunakan gitar. Tolong cara yang sama.”
“Ok...”
Aku pun mulai bermain saxsophone....
“Wah wah, kau keren juga....”
“Terima kasih”
“Sekarang ambil gitar mu ayo kita foto yang kedua...”
Aku mengambil gitar dan memainkan Cannon Rock dengan semangat.
“He..... Akira ternyata hebat juga kalau bermain musik.” Kata Ritsuko.
“Oleh karena itu aku mengajaknya ke 765-pro.”
“Tapi, apa kau tahu alasan kenapa Akira memanggil pressiden dengan kata-kata paman?”
“Ya, Chief meminta ku untuk merahasiakannya.”
“He, curang.”
“Ok, selesai.” Kata kameramen.
“Terima kasih banyak.”
Tidak lama, aku punya ide. Karena aku sebagai produser juga, aku akan membuat sejenis Ryuuguu Komachi.
“Ok akan aku buat proposalnya...” kata kudalam hati.
Sorenya.....
Hasil foto sudah selesai semua dan dikirim ke kantor 765-pro.
“Whoa..... Akira-san keren...” Kata Yayoi setelah melihat foto ku.
“Begitu kah?”
“Sini-sini biarkan nenek ini melihat.” Kata Ami.
“Benar, gitar itu cocok sekali dengan Akikan.” Lanjut Mami.
“Kan sudah aku bilang jangan panggil aku kaleng kosong.”
“Habis, kau yang paling sering bermain musik jadi berisik seperti kaleng kosong...” Jelas Ami.
“Ah, itu menyakitkan Ami.” Kata ku.
“Wah, setidaknya ini bagus. Aku suka melihat wajah mu Chihaya-chan.” Kata Haruka.
“Begitukah? Akira-san mengatakan aku harus berpose sesuai perasaan ku.”
“Benar, ternyata Akira-san berjiwa seorang produser daripada Idol.” Lanjut Haruka.
“Tapi, kemampuannya sebagai musisi perlu dilihat.” Kata Makoto.
“Benar, musiknya kadang enak didengar meski kita tidak tahu maksudnya.” Lanjut Yukiho.
“Wah wah, Akira, aku suka dengan foto mu yang membawa gitar ini.” Kata Azusa.
“Ahaha... kalian terlalu memuji. Tapi aku lebih suka melihat foto kita bersama yang ini.”
Fotonya adalah foto ku memegang saxsophone dan Makoto memegang gitar lalu kami semua duduk di set seperti sungai di tengah hutan.
“Aku juga...” Jawab Producer.
Kami bersuka ria saat itu....
“Oya, Producer apa kau ada waktu?” Kata ku.
“Ah, apa?”
“Ritsuko-san dan Kotori-san juga.”
“Ah, ya?”
Aku mengajak mereka menuju tempat duduk para official.
“Ada apa?”
“Aku bingung bagaimana caranya mengajukan suatu rencana ke presiden?”
“Ah, apa kau akan membuat sesuatu seperti Ryuuguu Komachi?” Tanya Ritsuko.
“Ya, begitulah. Tapi, bukan seperti Ryuuguu Komachi. Nanti aku akan dibilang plagiat.”
“Jadi?” Lanjut Producer.
“Aku akan membuat sebuah band dengan anak-anak 765-pro.”
“Ah, itu ide yang bagus. Dan kau jadi produsernya.” Seru Kotori-san.
“Akan aku e-mail kau nanti. Aku akan beri contoh proposal ku saat Ryuuguu Komachi dulu.” Kata Ritsuko-san.
“Ok, Terimakasih.”
Hibiki mendekati kami dan bertanya, “Akira-san, Producer sedang bicara apa?”
“Intinya kejutan.” Kata ku.
“He.... apa itu?”
“Pokoknya kejutan.” Kata ku menggoda.
“Ah, tidak asik.”
Seblulan berikutnya....
“Baiklah, aku tertarik dengan usul mu itu Akira.”
“Benarkah?”
“Ya, aku tidak pernah membayangkan kau akan memiliki ide seperti itu.”
“Jadi nanti kalau ada beberapa lagu yang tidak menggunakan electric music, bisa menggunakan band music.”
“O, aku tidak pernah terpikir hal itu. Kau memang keponakan ku yang hebat.”
“Terimakasih Paman.”
“Baiklah, aku serahkan semua tanggung jawab itu pada mu. Tapi, apa nama band yang akan kau bentuk?”
“Itu bisa dipikir nanti.”
“Hahaha.... kau anak yang menarik.”
Bagaimanakah ide ku nanti? Siapa yang akan mengisi tempat band tersebut? Apa tujuan Genesis memperingatkan ku?
Next Chapter :It’s You And Me (此れ わ 君 と 私)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate is Here

Powered By google