Agustus 05, 2012

Chapter 5 Believe (信じる)


“Kan, aku sudah bilang dia tidak aku bunuh...!”
“Tapi foto ini?!”
“Producer, aku berani sumpah. Kau melihat pistolku tadi kan...”
“Iya, tapi foto ini menunjukkan kau membunuhnya!”
Tidak lama, para wartawan datang dan membawa polisi juga.
“Kau yang bernama Akira Takawa?”
“Benar...”
“Baiklah kau kami tangkap atas tuduhan pembunuhan...”
“Kau pasti berkata dari foto majalah itu kan. Aku bisa memberikan semua bukti yang kau mau. Bahkan aku bisa membawa mu ke masa itu...”
“Hahaha, jangan menghayal nak. Kau sudah terbukti...”
“Apa kau yakin itu aku?”
“Itu sudah pasti.”
“Ingatlah, majalah itu adalah berita sampah....”
Aku pun tetap ditangkap dan dimasukkan dalam penjara untuk tuduhan itu...
“Masyaallah, ada apa dengan mereka ini...” kata ku.
Dilain pihak, 765-PRO sedang menghadapi masa-masa sulit untuk interogasi dan penurunan order.
“Apa ini salah Akira?” Kata Ritsuko.
“Tidak, aku yakin akan ada rahasia dibalik ini semua..” Kata Yoshizawa-san.
“Itu benar, Ritsuko-kun. Aku yakin pasti ada yang akan terjadi...”
Di saat yang sama, para Idol 765-PRO harus menghadapi introgasi tiada henti.
“Jadi apa yang kau ketahui tentang Takawa Akira-san?” Tanya Itrogator.
Dan ini jawaban masing-masing orang.
“Hmm, Akikan adalah pemain saxophone yang baik dan pemain gitar yang medium class...” Jawab Ami.
“Lagi pula, dia adalah orang yang baik. Roti yang selalu dibawanya itu enak...” Lanjut Mami.
“Akira, dia adalah orang yang baik. Dan aku sangat tidak percaya kalau dia akan membunuh orang.” Jawab Takane.
“Uh, anu, e.... Akira-san, dia orang yang baik. Memang orangnya sulit ditebak, karena sedikit tertutup... tapi, aku tidak percaya dia adalah seorang pembunuh.” Jawab Yukiho.
“Hmm aku pikir, Akira-san itu tidak bersalah. Jadi aku tidak setuju.... jadi sekarang keluarkan Akira-san!” Kata Makoto.
“He, ternyata didalam kebaikannya dia adalah pembunuh berdarah dingin. Tapi, aku tetap tidak setuju dia dipenjara seperti ini.” Kata Iori.
“Huwe, dia orang yang baik. Aku bisa beberapa masakan karena diajarinya. Aku juga tahu sekarang bagaimana bermain musik meski hanya bermain gitar secara ngawur.” Jelas Yayoi.
“He.... dia membunuh ya. Akira-san itu orang yang banyak ide. Miki, sangat suka dengan orang seperti itu. Miki berharap kalau punya kakak sepertinya.” Jelas Miki.
“Hu.... aku sangat tidak setuju. Akira-san adalah orang yang baik. Kenapa dia menjadi pembunuh.... benarkan Hamozou?” Seru Hibiki.
“Ya, ya.... dia orang yang banyak akal. Aku tidak yakin kalau dia pembunuhnya.” Kata Azusa-san.
“Akira-san. Aku pikir dia tidak bersalah. Dia orang yang baik. Aku sedikit tidak percaya kalau dia membunuh.” Kata Chihaya.
“Aku tidak mau. Pokoknya aku tidak setuju kalau Akira-san harus dihukum atas hal itu. Aku juga tidak yakin itu pembunuhan. Aku ingin tahu dimana mayat orang yang dibunuh itu. Jangan hanya foto yang ada saja yang menjadi bukti. Pokoknya aku yakin kalau Akira-san tidak bersalah!” Kata Haruka mengebu-gebu.
 “Akira ya, aku memang tidak terlalu akrab dengannya. Tapi, dia orang yang baik. Jadi tidak mungkin dia adalah seorang pembunuh. Meski wajahnya kelihatan sadis.” Jelas Ritsuko.
“Aku rasa dia orang yang baik. Aku tidak pernah melihatnya cemas. Dia juga bukan tipe orang yang mudah marah meski wajahnya menakutkan bagi ku.” Jelas Kotori.
“He, dia adalah keponakan angkat ku yang baik. Penuh ide, dan multi talent. Jadi tidak mungkin dia adalah seorang pembunuh. Karena dia hanya seorang pengamen jalanan yang mencari jati dirinya.” Kata Paman.
Semua penjelasan sudah selesai. Hanya tinggal Producer.
“Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi.” Kata Producer.
“Benarkah, apa yang kau tahu?” Tanya Interogator.
“Aku tahu Akira bukan pembunuh. Pistol yang digunakannya adalah sebuah peluru yang berisi obat bius berbentuk jarum. Aku tahu itu darinya.”
Aku dibawa masuk ke ruang introgasi.
“Aduh, sakit woi...!”
“Akira..!”
“Producer...!”
“Sekarang jelaskan. Apa yang sebenarnya terjadi.”
“Baiklah, sebenarnya pistol itu selalu melekat pada ku. Tapi, saat penyergapan kemarin, pistol itu hilang.”
“Bukan itu yang kami maksud.”
“Baiklah. Saat itu, sepulang dari interview di Ragai Radio, aku bertemu orang yang kalian kira aku membunuhnya. Orang itu mencuri tas seorang wanita. Karena itu, aku mengejarnya. Demi efektifitas waktu, aku menembakkan alat itu. Tapi, dia tidak mati melainkan tertidur. Lalu aku membawanya ke kantor polisi sekitar.”
“Baiklah, mari kita menuju kantor polisi di dekat Ragai Radio.” Kata Producer.
Kami semua menuju Ragai Radio. Dan kini samapai di TKP.
“Aku menembaknya disini. Dan membawanya ke kantor polisi dekat sini. Ya, sekitar 300 meter dari sini kearah barat.”
Kami menuju ke kantor polisi itu.
“Ini kantornya. Dan saat itu aku langsung menyerahkan ke polisi yang sedang berjaga.”
Pak polisi yang bertemu dengan ku saat itu datang menuju kami.
“Ah, kau kan yang waktu itu!?” Kata Polisi itu.
“Ya, dan kini aku kena tuduh karena pencuri itu.”
“Oh, pencuri itu ya. Kau memang orang yang hebat. Dia kini ditahan 4 tahun. Dia juga adalah buronan Polisi sekitar karena sudah hampir 2 bulan melakukan pencurian.”
“Baiklah, sekarang apa aku boleh mengajukan tuntutan ke majalah itu?” Tanya ku.
3 hari setelah itu.
Aku memang masih dipenjara hingga hari ini, aku melakukan sidang. Apakah aku bebas atau tidak.
Saat sidang, banyak sekali wartawan meliput dan semua dari 765-PRO datang menjadi pembela ku.
“Akira Takawa-san.... kau dituduh melakukan pembunuhan. Dan korbannya meninggal.”
“Benar, tapi itu hanya tuduhan. Yang sebenarnya sudah terbukti.”
“Baiklah, apa pembela memiliki kata-kata yang meringankannya?”
“Permisi, aku punya....” Kata Pak Polisi yang waktu itu.
“Kau Watara Kaga dari kantor cabang bukan..?!”
“Benar. Biarkan aku melakukan pembelaan dengan video CCTV ini.”
Pak Polisi yang bernama Kaga-san memutar CCTV saat kejadian.
Kami semua yakin kalau orang itu tidak mati. Video itu menunjukkan saat aku menyerahkan pencuri itu dan 1 jam setelah efek obat bius ku hilang.
“Wah, jadi Akira-san benar-benar bukan pembunuh!” Kata Haruka semangat.
Akhirnya hakim pun memutuskan...
“Bagaimana juri?”
“Kami berpendapat dari video itu. Bahwa terdakwa yang bernama Takawa Akira-san tidak bersalah!”
“Juri sudah memutuskan. Dan, terdakwa Takawa Akira tidak bersalah!” Kata hakim.
Semua yang ada disitu teriak bahagia. Dan beberapa orang dari 765-PRO menghampiri ku dan memelukku dengan rasa bahagia.
“Syukurlah. Akikan kau bebas.” Kata Mami.
“Hehe, sekarang rotinya harus banyak, Akikan.” Lanjut Ami.
“Akira.” Sapa Producer.
“Producer. Terimakasih banyak atas kesaksiannya.” Kata ku.
“He, Producer-san melakukan kesaksian apa?” Tanya Hibiki.
“Itu rahasia kelihatannya.” Kata ku.
Kami pulang menuju kantor. Dan, akhirnya hari ini diakhiri dengan tidak adanya pekerjaan dan Paman menginginkan untuk pergi berlibur ke pantai.
“Pantai..... besok adalah hari pertama puasa.... apa yang harus aku lakukan?”
“Puasa....?” tanya Haruka.
“Puasa itu adalah kegiatan yang selalu dilakukan orang Islam seperti ku untuk tidak makan dan minum dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari selama 1 bulan penuh. Jadi kalau jam di Jepang, sekitar dari jam 4.30 pagi hingga 7.00 malam.”
“Hah....” Teriak semua...
“Lalu 1 bulan seperti itu?!” tanya Ami.
“Itu bagus untuk diet..” Lanjut Mami.
“Begitulah....”
Dan hari itu selesai dengan kebebasan ku dan semua itu sudah aku tulis dalam e-mail dan ku kirim ke Aiko.
Bagaimana aku akan melakukan puasa di musim panas yang sangat panas ini?
Next Chapter : Summer Fasting Part 1 (夏 の 空腹時 Part 1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate is Here

Powered By google